Pilkada Bangkalan, PPP Usung Adik Mantan Bupati Fuad Amin

Di Pilkada Bangkalan, PPP mengusung Latief Amin sebagai calon bupati. Ia merupakan adik mantan Bupati Bangkalan yang terjerat kasus korupsi.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 12 Sep 2017, 10:16 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 10:16 WIB
foto ketua ppp bangkalan
Sekjen DPW PPP Jatim, norman Zainadi dan ketua DPC PPP Bangkalan, Latief Amin Imron/ musthofa aldo

Liputan6.com, Bangkalan - Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menggelar Rapat Pimpinan Cabang di Aula Hotel Ningrat. Agendanya adalah memutuskan siapakah kader yang akan diusung partai berlambang Kakbah pada Pilkada Bangkalan 2018 mendatang.

Rapat yang dihadiri pengurus PAC PPP di 18 kecamatan itu sepakat mengusung Ketua DPC PPP Bangkalan Abdul Latief Amin Imron sebagai calon bupati.

“Rapat masih berlangsung, tapi suara yang banyak terdengar dalam rapat ingin mengusung Latief Amin,” kata Sekjen DPW PPP Jatim, Norman Zainadi, Senin, 11 September 2017.

Lalu, siapakah Latief Amin? Selain Ketua PPP Bangkalan, Latief juga menjabat Wakil Ketua di DPRD Bangkalan. Ia merupakan adik KH Fuad Amin Imron, mantan Bupati Bangkalan yang kini dipenjara di Sukamiskin karena terlibat kasis dugaan suap dan pencucian uang.

Setelah rapimcab, kata Didik, langkah selanjutnya adalah membawa hasil rapat ke pimpinan pusat PPP di Jakarta. Hal ini perlu segera dilakukan karena mekanisme pencalonan berubah. Dulu, ujar Didik, calon bupati cukup melalui rekomendasi dari DPC ke pengurus DPW.

Kini, pengusungan calon harus melalui mekanisme rapimcab di setiap daerah. Setelah itu, hasil diusulkan ke DPW dan DPW, untuk kemudian diteruskan ke DPP untuk dibuat surat rekomendasi. “Di Bangkalan, PPP untuk pertama mengusung kader sendiri, makanya kami tak perlu buka pendaftaran,” ujar dia.

Meski Didik mengaku belum tahu perkembangan terakhir, sejauh ini ada dua partai yang intens berkomunikasi, yaitu Gerindra dan PKS. Yang sudah hampir pasti jadi mitra koalisi adalah Gerindra. “Untuk koalisi belum tahu, tapi koalisi dengan Gerindra sudah cukup untuk mengusung calon sendiri,” kata dia.

Jika koalisi ini terjadi, maka ini merupakan koalisi jumbo karena di DPRD Bangkalan Gerindra merupakan peraih kursi terbanyak dengan 10 kursi dan PPP dengan 8 kursi. “Untuk posisi wakil, kami serahkan ke Latief untuk memilih, yang penting bisa bekerja sama,” Didik menambahkan.

Terpisah, Abdul Latief sendiri mengaku telah menentukan wakilnya, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Mohni. Alasannya, Mohni yang sudah lama jadi pejabat diyakini bisa membantu Latief dalam menjalankan sistem pemerintahan.

“Tanggal 17 September kami akan launching duet Latief-Mohni untuk dikenalkan kepada masyarakat,” kata dia.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya