Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memantau sejumlah nama yang dianggap berpotensi menjadi rival Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Hasilnya menunjukkan, ada empat nama kuat yang digadang-gadang maju berebut kursi RI 1.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby menyampaikan, empat nama tersebut adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Kader Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ada pula nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Advertisement
"Kita ambil dari sisi popularitas, bukan elektabilitas. Karena memang elektabilitas penantang Jokowi hanya beda selisih 1, 2 persen saja," tutur Adjie di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (2/2/2018).
Menurut Adjie, aspek popularitas penting sebagai modal awal para tokoh untuk bertarung di Pilpres 2019. Mengambil sisi popularitas, kata dia, juga membuat penelitian menjadi imbang.
Sebab, sisi elektabilitas, biasanya akan terpengaruh oleh simulasi jumlah nama dalam survei. "Tapi kalau popularitas, sifatnya absolut dan tidak terganggu dengan banyaknya pesaing," jelas Adjie.
LSI Denny JA membagi tiga tingkatan popularitas para kandidat potensial pesaing Jokowi. Nama yang paling unggul adalah Prabowo Subianto dengan rentang persentase di atas 90 persen.
Selain karena merupakan ketua umum partai yang tergolong besar, Prabowo juga pernah bersaing memperebutkan kursi presiden di tahun 2014 bersama Jokowi. Dia juga diprediksi kembali maju menantang petahana di Pilpres 2019.
"Pertama Prabowo Subianto. Popularitasnya 92,5 persen" kata Adjie.
Kemudian untuk kelas atau divisi kedua dengan rentang persentase 70 sampai 90 persen, ada dua nama yang masuk. Pertama AHY dengan popularitas 71,2 persen dan Anies Baswedan dengan 76,7 persen.
Faktor Pilgub DKI
Nama AHY naik dan menjadi dikenal masyarakat setelah didorong maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta melawan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan. Begitu pula dengan Anies yang sukses menggeser kepemimpinan Ahok di Ibu Kota.
"Ketiga dengan range 55 sampai 70 persen. Hanya satu nama yaitu Gatot Nurmantyo dengan 56,5 persen. Nama Pak Gatot makin dikenal walaupun di bawah 70 persen dan masuk divisi 3," Adjie menandaskan.
Penelitian LSI Denny JA itu dimulai pada 7 Januari hingga 14 Januari 2018. Metode sampling yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden sebanyak 1200 orang.
Keseluruhannya melakukan wawancara tatap muka dengan kuesioner di 34 provinsi. Sementara Margin of Error dari penelitian tersebut sebesar 2,9 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini
Advertisement