2 Calon Ditahan KPK, Debat Pilkada Malang Tak Adu Program Transparansi

Panelis debat Pilkada Kota Malang tak menyiapkan materi pertanyaan yang bisa mengganggu psikologis para kandidat.

oleh Zainul Arifin diperbarui 08 Apr 2018, 11:31 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2018, 11:31 WIB
Debat Pilkada Kota Malang Tak Ada Adu Program Transparansi Pemerintahan
Tiga peserta Pilkada Kota Malang saat debat publik tahap pertama (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Tiga peserta Pilkada Kota Malang, Jawa Timur, saling adu program dalam debat publik yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. Ketiganya tampak saling menjaga beban psikologis masing-masing, tak mengungkit ketidakhadiran dua calon wali kota.

Dua calon Wali Kota Malang yang tak hadir dalam debat Pilkada Kota Malang 2018 adalah M Anton dan Ya’qud Ananda Gudban. Keduanya sedang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan sangkaan dugaan suap pembahasan APBD-P 2015.

Ketua KPU Kota Malang, Zainuddin mengatakan debat publik didesain agar menciptakan rasa nyaman terhadap para calon dengan sebelumnya mengundang masing-masing tim sukses untuk duduk bersama.

"Kami tak masuk ke wilayah materi pertanyaan untuk para calon. Karena ada tim perumus yang menyusun materinya," kata Zainuddin usai debat publik di Malang, Sabtu, 7 April 2018 malam.

Tim perumus materi debat beranggotakan enam orang dari perguruan tinggi berbeda. Seluruhnya sudah menandatangani pakta integritas, tak membocorkan materi debat ke kandidat. "Kalau sampai bocor, bisa dibawa ke ranah hukum," ujar Zainuddin.

Debat yang berlangsung selama 90 menit itu seharusnya diikuti tiga pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yakni Ya’qud Ananda Gudban-Wanedi, M Anton-Samsul Mahmud dan Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko. Praktiks dua calon wakil wali kota yakni Wanedi dan Samsul Mahmud hadir tanpa pendamping.

Meski demikian, pasangan Sutiaji-Sofyan Edi sama sekali tak menyinggung persoalan hukum yang membelit M Anton dan Ya’qud Ananda Gudban. Hanya saja Wanedi menyempatkan diri menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadiran calon wali kota pasangannya.

"Mohon maaf karena Bu Ya’qud Ananda Gudban tak bisa hadir. Mari bersama hargai asas praduga tak bersalah dan hormati proses hukum," kata Wanedi membuka pernyataan.

Program Transparansi Tak Muncul

Debat Pilkada Kota Malang Tak Ada Adu Program Transparansi Pemerintahan
Para pendukung kandidat Pilkada Kota Malang mendukung jagoannya saat debat publik (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Saling jaga psikologis itu membuat ketiga calon tetap fokus pada adu program masing – masing. Mereka menjawab materi yang disiapkan oleh tim perumus. Dalam debat Pilkada Kota Malang itu tak muncul pertanyaan atau adu program penyelenggaraan pemerintahan yang transparan.

Materi pertanyaan debat disusun oleh enam tim panelis. Mereka antara lain, Sukardi dari Universitas Merdeka Malang, Asep Nurzaman dari Universitas Muhammadiyah Malang, Ngesti D Presetyo dari Universitas Brawojaya, Nasikh dari Univesitas Negeri Malang, Syaifullah dari Universitas Islam Negeri Malang dan Noor Sodiq dari Universitas Islam Malang.

“Kita tahu, suasana debat publik seperti ini pasti memberikan beban psikologis tersendiri pada tiap kandidat,” kata Sukardi, koordinator tim panelis.

Materi debat yang disusun itu bermuara pada tiga tema besar, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memajukan daerah serta meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Semua calon sudah diberi kesempatan untuk memaparkan visi misi masing – masing.

Sukardi menyatakan, tim panel berkomitmen menjaga asas praduga tak bersalah. Sehingga melindungi peserta debat dengan tak menghadirkan pertanyaan yang bisa memunculkan kondisi tak nyaman bagi mereka. Serta tetap menjaga keteduhan Kota Malang.

“Kita jaga. Semua kandidat memunyai irama yang sama bahwa debat ini bukan saling menjatuhkan tapi adu program. Masyarakat pasti sudah tahu apa yang terjadi di Kota Malang,” ujar Sukardi.

Para Kandidat Puas

Debat Pilkada Kota Malang Tak Ada Adu Program Transparansi Pemerintahan
Para calon peserta Pilkada Kota Malang berfoto bersama usai debat publik (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Para peserta debat Pilkada Kota Malang itu tampak saling berpelukan usai debat. Mereka juga berfoto bersama saat masih berada di atas panggung. Mereka menyerahkan pada masyarakat atas program yang disampaikan ataupun saat diuji oleh calon lain dalam debat.

Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1 Ahmad Wanedi mengatakan masyarakat berhak menilai sendiri apa yang disampaikannya selama debat berlangsung. “Saya pribadi puas dengan debat ini. Apakah berjalan fair atau tidak, silakan masyarakat nilai sendiri,” ujar Wanedi.

Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 2 Syamsul Mahmud tak memungkiri semapt grogi sebelum debat dimulai. Meski demikian, ia bersyukur proses berlangsung lancar. “Saya tak tahu apakah debat ini bisa memengaruhi popularitas dan elektabilitas,” ujarnya.

Sedangkan Calon Wali Kota nomor urut 3 Sutiaji mengatakan ketidahadiran dua calon wali kota tak memengaruhi pelaksanaan pilkada. Sebab, semua calon tetap memiliki peluang sama besar. “Semua tetap punya peluang. Tapi saya yakin tahapan debat ini bisa memengaruhi para pemilih,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya