Jokowi: Kenapa Masih Ada yang Percaya Isu Saya Anggota PKI

Selain soal isu PKI, Jokowi juga menepis isu yang menyatakan bahwa dirinya sebagai antek asing dan antek aseng selama menjalankan pemerintahan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2018, 14:49 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2018, 14:49 WIB
Lihat Kemeja Motif Unik Jokowi Saat Cek Kesehatan di RSPAD
Bakal calon presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) dan KH Ma'ruf Amin (tengah) saat tiba di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (12/8). Jokowi mengenakan kemeja unik bertuliskan 'Bersih, Merakyat, Kerja Nyata'. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi menyindir sejumlah pihak yang kerap melontarkan isu bohong tentang dirinya. Apalagi isu tersebut masih berseliweran di media sosial.

Salah satu isu yang disorot yaitu mengenai tuduhan dirinya sebagai keturunan keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Kalau buat isu yang cerdas gitu lho. Isu-isu enggak masuk akal dilempar. Tapi ada yang percaya itu. Coba lihat di medsos," ungkap Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan dari Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (3/11/2018).

Jokowi menegaskan, isu yang mengaitkan dirinya dengan PKI tidak masuk akal. Sebab, PKI sudah dibubarkan pada 1965, sedangkan dirinya baru lahir pada 1961.

Belum lagi, ada gambar yang mirip dirinya ketika Ketua Umum PKI DN Aidit sedang memberikan pidato.

"Masa ada PKI balita. Ini lihat ada gambar saya. Ini Ketua PKI DN Aidit, pidato tahun 1955, saya lahir saja belum. Kok sudah mendampingi dia coba. Tapi kok ya mirip gitu. Astagfirullah. Tapi ada yang percaya," terang Jokowi.

Tudingan Antek Asing

Selain soal isu PKI, Jokowi juga menepis isu yang menyatakan dirinya sebagai antek asing dan antek aseng selama menjalankan pemerintahan.

"Bagaimana bisa antek asing Blok Rokan dikelola Chevron berapa puluh tahun sekarang dipegang Pertamina 100 persen, Blok Mahakam 100 persen juga milik Pertamina," ucap Jokowi.

Dia pun mempertanyakan adanya tudingan tersebut. Pasalnya, sejak pemerintahannya sejumlah ladang migas berhasil dikuasai dari pihak asing. Misalnya, Blok Rokan, Blok Mahakam, dan tambang Freeport.

"Dipikir 3,5 tahun merebutkan ini mudah? Nggak ada ditekan (dari) kanan kiri atas bawah? Kalau nggak ada tekanan ya dari dulu sudah dapatkan. Ini sesuatu tak mudah. Alotnya negosiasi hadapi tekanan. Saya sampaikan ke menteri saya maunya mayoritas," tambah Jokowi.

"Terserah berapa tapi mayoritas. (selama) 3,5 tahun akhirnya tanda tangan agreement, tinggal konsorsium Antam bayarnya sekarang. Rampung 51 persen," sambung Jokowi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya