Tommy Winata Dukung Jokowi - Ma'ruf, JK: Itu Hak Warga Negara

JK mengatakan, pengusaha tidak masalah untuk mendukung siapa pun. Sebab kata dia seorang pengusaha adalah bagian dari warga negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2018, 07:27 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2018, 07:27 WIB
Putu Merta Surya Putra/Liputan6.com
Jokowi dan JK makan siang bersama di Kantor Wapres.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, dukungan bos Artha Graha Group Tomy Winata kepada Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, tak perlu dipersoalkan.

Dia menilai semua warga negara berhak mendukung bahkan bisa memberikan dana kampanye.

"Tidak ada soal, warga negara boleh membantu calon-calon. Tapi ada batasan-batasan juga, jumlah maksimumnya," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa 27 November 2018.

Dia mengatakan, pengusaha tidak masalah untuk mendukung siapa pun. Sebab kata dia seorang pengusaha adalah bagian dari warga negara.

"Enggak apa-apa. Namanya juga pengusaha warga negara," ungkap JK.

Diketahui sebelumnya ada beberapa pengusaha muda Indonesia yang mendukung Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Ada empat pengusaha muda yang masuk dalam struktur tim kampanye pemenangan. Empat pengusaha itu yaitu Rosan Roslani, Bahlil Lahadalia, Erick Thohir, dan Hary Tanoesodibjo.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

 Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tantangan dari Pengusaha

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani meminta kedua calon presiden (Capres) RI yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto untuk membuat program meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.

Dia menyebutkan, di era serba digital dan memasuki revolusi industri 4.0, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akan sangat berpengaruh tidak hanya untuk dunia kerja tapi juga pada angka kemiskinan.

"Bagaimana Indonesia menghadapi 4,0. Kita melihat nanti banyak impact pada ketenagakerjaan. Butuh perubahan skill, ketersediaan lapangan pekerjaan juga berkurang. Ini harus hati-hati karena banyak masyarakat yang di bawah angka kemiskinan. Dari segi pendidikan maupun kepelatihan tenaga kerja harus ditingkatkan," kata Shinta saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Kompetisi dan daya saing Indonesia sendiri memang sudah banyak perbaikan, tapi tetap harus melihat perbandingan dengan negara lain terutama negara tetangga. Hal itu agar Indonesia terlihat tidak kalah menarik di mata investor dan pelaku bisnis lainnya.

"Misal saya pengusaha, lihat Vietnam dan Indonesia, mana yang lebih mudah dari segi infrastruktur, perpajakan, regulasi dan lain-lain. Capres dan wapres perlu fokus ke sana," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya