Timses Jokowi: Habib Bahar Pantas Dipolisikan

Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tidak khawatir Presiden Joko Widodo dicap kriminalisasi jika proses hukum terhadap Habib Bahar bin Smith berlanjut.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2018, 11:10 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2018, 11:10 WIB
Jokowi Bertemu Masyarakat Kreatif Bandung
Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo berdiskusi dengan masyarakat kreatif Bandung di Simpul Space, BandungSabtu (10/11). Jokowi berdialog dengan masyarakat kreatif Bandung dalam upaya mengembangkan ekonomi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tidak khawatir Presiden Joko Widodo dicap kriminalisasi jika proses hukum terhadap Habib Bahar bin Smith berlanjut. Ceramahnya yang diduga bermuatan hinaan kepada Jokowi, dinilai pantas karena menghina presiden sebagai simbol negara.

"Ini soal eksistensi dan simbol negara, ini soal marwah negara. Bukan soal Pak Jokowi. Sehingga jangan diberi ruang oleh hukum orang-orang seperti ini. Jadi polisi harus mengambil langkah yang tegas," kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding melalui pesan singkat, Jumat (30/11/2018).

Proses hukum terhadap Bahar, kata Karding, penting untuk mengingatkan semua pihak supaya tidak asal ucap menghina kepala negara. Menurut politisi PKB itu berdemokrasi pun memiliki batasan. Dia mengatakan bahaya jika hinaan kepada kepala negara dibiarkan.

"Supaya yang lain tahu bahwa tidak boleh seenaknya ngomong itu tidak boleh. Demokrasi Pancasila itu, demokrasi yang kita bisa berekspresi tapi dibatasi hak orang lain," kata dia.

Selain itu, Karding menyebut Bahar telah merendahkan Islam. Ceramah agama dipakai untuk menghina seperti yang dilakukannya.

"Di satu sisi kasihan Rasulullah, kasihan Islam direndahkan oleh orang-orang seperti Bahar Smith," kata Karding.

Habib Bahar bin Smith dilaporkan sejumlah pihak ke Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Mabes Polri. Laporan tersebut saat ini masih diproses.

Sementara, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai, sangat tidak pantas seorang habib menghina presiden.

"Tak pantas seorang yang mengaku habib mengeluarkan kata-kata yang tak etis dengan menyebut presiden banci, haid, buka celana dan lain-lain," kata Ace saat dihubungi merdeka.com, Jumat (30/11/2018).

"Nabi saja mengajarkan kita untuk bertutur kata yang lembut dan berkata baik. Bukan mencaci maki yang bernada kebencian," sambungnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Boleh Kritik Jokowi

Ace mengatakan semua pihak boleh mengkritik Mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Namun, dengan kata-kata yang sopan dan santun.

"Tetapi menggunakan kata-kata yang tak etis dan tak sopan bukan akhlakul karimah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Apalagi hal itu dilontarkan oleh seseorang yang mengaku keturunan Nabi, seorang Habib," ujarnya.

Politikus Partai Golkar ini juga mendukung jika ada pihak yang melaporkan Habib Bahar ke Polisi. Pelaporan itu, kata dia, juga harus memiliki bukti yang kuat.

"Jika sudah ada bukti-bukti yang kuat, pihak kepolisian jangan ragu untuk menindaknya. Jika tidak, yang bersangkutan akan terus berceramah dengan menebarkan ujaran kebencian dalam ceramahnya," ucapnya.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi, Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya