Deretan Fakta Puluhan Petugas KPPS yang Meninggal Dunia

KPU pun berencana memberikan santunan bagi keluarga korban petugas KPPS yang meninggal dunia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 23 Apr 2019, 06:36 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 06:36 WIB
Simulasi Pemilu 2019
Petugas KPPS memperlihatkan contoh surat suara kepada pemilih saat simulasi pemungutan dan pencoblosan surat suara Pemilu 2019 di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4). Simulasi itu untuk meminimalisir kesalahan dan kekurangan saat pencoblosan pemilu pada 17 April nanti. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilu 2019 meninggalkan duka. Duka itu lantaran cukup banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS yang meninggal dunia.

Di Jawa Barat, ada 30 petugas KPPS yang meninggal dunia. Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Rifqi Ali Mubarok, petugas KPPS yang meninggal dunia dan sakit itu tersebar di 16 daerah.

Rifqi memaparkan, daerah tersebut adalah Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kota Cimahi, Kabupaten Majalengka, dan Kota Bandung.

Atas musibah tersebut, KPU berencana memberikan santunan bagi keluarga korban. Hal ini disampaikan oleh Ketua KPU RI Arief Budiman.

Berikut deretan fakta petugas KPPS yang meninggal dunia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Faktor Kelelahan

Distribusi Logistik Pemilu di Bogor
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat akan mendistribusikan kotak suara menuju TPS di desa Cidokom, Bogor, Selasa (16/4). Pada 17 April 2019, masyarakat dapat menunaikan haknya mencoblos, baik untuk memilih caleg maupun presiden-wakil presiden. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Rifqi Ali Mubarok, petugas KPPS yang meninggal dunia di daerah Jawa Barat tersebar di 16 daerah.

"Semuanya faktor kelelahan. Ya ada yang sudah berumur lah, ada yang sudah usia 60 tahun," kata Rifqi di Bandung, Senin, 22 April 2019.

 

2. Ada 90 Orang Meninggal Dunia

Petugas KPPS di Malang dari Percobaan Bunuh Diri sampai Meninggal Kelelahan
Proses rekapitulasi tingkat PPK di Kota Malang berlangsung sejak siang sampai dini hari sampai beberapa hari ke depan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia kembali bertambah. Hingga Senin, 22 April 2019 sekitar pukul 15.00 WIB, sebanyak 90 petugas KPPS dilaporkan meninggal dunia.

"Terkait jumlah sementara, pukul 15.00 WIB KPPS yang tertimpa musibah 90 orang meninggal dunia, 374 orang sakit," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman di Kantor KPU, Senin, 22 April 2019.

Arief mengatakan, jumlah 90 petugas KPPS yang dilaporkan meninggal dunia itu berasal dari 19 provinsi.

 

3. Akan Diberikan Santunan

Petugas KPPS di Semarang Kenakan Pakaian Adat Nusantara
Petugas KPPS melihat warga yang akan memasukkan surat suara dalam kotak di TPS 7 Panggung Lor, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/4). Para petugas mengenakan pakaian khas Nusantara untuk menghibur dan menarik warga dalam memilih di Pemilu 2019. (Liputan6.com/Gholib)

Selain itu, Arief mengatakan, atas musibah tersebut, KPU berencana memberikan santunan bagi keluarga korban petugas KPPS yang meninggal dunia.

Menurut Arief, saat ini KPU dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih membahas besaran pemberian santunan.

"Kami akan mengusulkan dalam pembahasan itu. Pertama, besaran santunan untuk meninggal kurang lebih Rp 30 juta sampai Rp 36 juta. Untuk cacat santunan maksimal Rp 30 juta, nanti tergantung pada jenis musibah. Yang luka, kami mengusulkan maksimal Rp 16 juta," jelas Arief.

Rencananya, pembahasan bersama Kemenkeu juga akan membahas terkait mekanisme pemberian santunan kepada keluarga korban.

"Jadi, besok kami akan bahas dengan Kemenke. Termasuk mekanisme pemberian dan mekanisme pos anggaran mana yang bisa dipakai biayai santunan ini," tandas Arief.

 

4. Jumlah Terbanyak

Batman hingga Spiderman Layani Warga Surabaya Nyoblos
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berkostum superhero Batman menjaga kotak suara Pemilu 2019 di sebuah TPS di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/4). Petugas KPPS rela berdandan ala superhero demi mengajak dan menarik pemilih agar mau datang ke TPS. (Juni Kriswanto/AFP)

Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menyebut terjadi peningkatan korban jiwa pada Pemilu Serentak 2019.

Korban jiwa yang dimaksud Titi adalah para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

"Jadi memang tahun ini, kalau saya bandingkan dengan 2004, 2009, dan 2014, 2019 adalah peristiwa di mana korban jiwa itu paling banyak," ungkap Titi di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Minggu 21 April 2019.

Titi meminta pemerintah segera mengevaluasi Pemilu 2019. Menurutnya, kasus meninggalnya petugas KPPS karena kelelahan saat proses penghitungan suara tidak boleh kembali terulang.

Titi pun menyayangkan tidak adanya asuransi yang diberikan untuk para petugas KPPS. Sebab, ia menganggap, beban kerja petugas KPPS pada Pemilu Serentak 2019 lebih banyak.

"Menurut saya kepada para petugas yang mengalami, menjadi korban jiwa dan yang sakit atau pun luka karena kecelakaan kerja, harusnya negara memberi kompensasi yang sepadan. Saat ini mereka tidak mendapatkan asuransi kesehatan, kematian, atau pun ketenagakerjaan," tukas Titi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya