Liputan6.com, Jakarta - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono optimis partainya dapat mendapatkan suara signifikan di Jawa Timur usai mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai bakal capres-cawapres.
"Saya yakin bahwa Pak Mahfud MD bisa mendulang suara, menyumbangkan suara terhadap PPP sebagai partai pendukungnya yang cukup signifikan bagi perolehan di Jawa Timur," kata Mardiono di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/11/2023).
Baca Juga
Menurutnya, Mahfud juga bisa mengembalikan suara PPP yang sempat mengalami penurunan karena berbagai isu.
Advertisement
"Memang di Jawa Timur itu mengalami penurunan karena berbagai isu yang dihadapi oleh PPP. Tetapi kami ini Alhamudlillah, suara InsyaAllah di Jawa Timur akan naik ditambah lagi dengan mencalonkan Pak Mahfud," tambah Mardiono.
Oleh karena itu, ia makin yakin mencapai target dalam mendapatkan 11 juta suara dan 50 kursi di Parlemen.
"Insya Allah kita masih menempatkan target perolehan suara 11 juta suara dan kemudian kursi untuk DPR RI ini 50 kursi dan kemudian secara nasional itu Insyaallah kita targetkan 2.000 kursi," ucap Mardiono.
"Jadi ini sebenarnya tidak sulit karena ini sebenarnya hanya mengembalikan perolehan-perolehan suara yang seperti kita peroleh di masa-masa yang lalu artinya ini bukan mimpi karena kita memang sudah pernah," sambungnya.
Mahfud Minta Kader PPP Rajin Turun ke Masyarakat
Sebelumnya, Mahfud meminta kader PPP Jawa Timur untuk rajin turun ke tengah-tengah masyarakat dan bersosialisasi.
Menurutnya, hal tersebut menjadi startegi agar PPP bisa menang dan mendapatkan banyak suara.
Mahfud menambahkan, hasil Pemilu 2018 kemarin menunjukkan PPP dalam posisi yang kritis. Maka dari itu, ia meminta para kader untuk bekerja lebih keras agar bisa menang.
Advertisement
Soal Pencopotan Baliho
Sebelumnya, Mardiono sempat menanggapi perihal aksi pencopotan baliho atau spanduk palson Ganjar-Mahfud yang diduga dicopot oleh aparat di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Mardiono menegaskan agar semua aparat hukum harus nertral dalam Pemilu. “Aparat harus menjalankan tugas, diberi kewenangan maka aparat harus netral,” kata Mardiono di kawasan Ancol, Sabtu (11/11/2023).
Senada dengan Mardiono, Jubir DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek menyebut pihaknya sejak awal sudah khawatir akan ketidaknetralan aparat di Pilpres.
“Itu yang kita khawatirkan sejak awal, keterlibatan aparat pemerintahan maupun aparat penegak hukum dalam Pilpres 2024,” kata Awiek.
Awiek mengingatkan, aparat yang tidak netral atau memihak salah satu paslon pemilu akan memancing kerusuhan atau gesekan di masyarakat.
“Ketika aparat tidak netral itu akan memicu terjadinya kerusuhan maupun gesekan sosial. Kita selalu katakan bahwa, ketidaknetralan pemerintah itu akan memicu perlawanan rakyat,” kata Awiek.
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com