Liputan6.com, Jakarta Seorang warga Balikpapan mengadu ke calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo terkait kerusakan lingkungan di Kalimantan yang menurutnya sudah memperihatinkan.
Keluhannya itu disampaikan, Ketut Wastika, pria kelahiran Bali yang telah menetap di Balikpapan sejak tahun 1990-an.
Baca Juga
Ganjar hadiri ramah tamah dengan tokoh masyarakat dan lintas agama Kota Balikpapan, pada Selasa (5/12/2023) malam. Ketut Wastika merupakan salah satu tamu di dalam acara itu.
Advertisement
Ketut mengatakan, sebagai tukang kebun merasa perihatin melihat kondisi di Kalimantan terutama di daerah-daerah pedalaman.
"Betapa sedihnya kami melihat lingkungan kami disitu hancur gundul. Dan dulunya kami ke sini datang tahaun 90an kami masih sempat menyasaksikan sungai-sungai yang airnya biru. Nah sekarang 10 tahun terakhir ini kami satupun gak pernah lihat air sungai yang jernih atau yang biru," kata Ketut kepada Ganjar.
Ketut ingin tahu komitmen Ganjar Pranowo bila terpilih menjadi presiden terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi.
"Apa tindakan bapak untuk perbaiki lingkungan kami ini yang sudah hancur begitu dahsyatnya. Apakah yang akan bapak perbuat, selama lima tahun itu apakah akan biarkan lingungan kami yang hancur untuk kelangsungan generasi kami," kata Ketut.
Mendengar hal itu, Ganjar mengungkapkan pelestarian lingkungan dengan pembangunan harus berjalan beriringan.
"Sungai rusak apakah akan diperbaiki? Harus pak. Tapi kan penduduk kita tambah pak. Butuh ruang, butuh energi, ya nggak, butuh perumahan, maka semakin tertekan kondisi lingkungan. Maka apa yang harus dilakukan betul-betul pembangunan harus berkelanjutan. Berkelanjutan apa? Mesti bertahap," ujar Ganjar.
Ganjar mengakui Ini semacam dilema. Misalnya, di Balikpapan ada minyak, gas, batubara. Dia kemudian memberikan dua pilihan kepada orang yang bertanya tersebut yaitu dikelola atau dibiarkan.
"Pertanyaannya batubaranya mau kita ambil atau nggak Pak Ketut," tanya Ganjar.
"Ambil dengan syarat, Setuju," jawab Ketut
"Saya ikut Anda," timpal Ganjar.
Minta Warga Kalimantan Komitmen Jaga Lingkungan
Sebab, tak dipungkiri seringkali eksesnya lebih banyak negatif. Maka kalau kawasannya sudah ditentukan, seringkali melebar, menjadi ilegal.
"Maka inilah kenapa saya dengan Pak Mahfud kencang bicaranya. Kalau ini kita tertibkan, kaitannya kan dengan kolusi, korupsi, karena tidak sesuai dengan aturan," ujar dia.
Ganjar kemudian meminta dukungan dari masyarakat termasuk Ketut Wastika dalam hal penegakan aturan. Sebab, tak bisa ditampik ketika ada temuan pelanggaran ternyata dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkaran mereka.
"Yang kaya gitu kira-kira bli ketut, mau ditegakkan apa nggak? Haaaaa," ujar Ganjar.
"Harus," jawab Ketut.
"Pas kita tegakkan teman kita. Gak masalah? 'Pak saya pendukung Pak Ganjar lho', gimana? ," tanya Ganjar.
"Gaspol," teriak peserta yang hadir.
"Gaspol !!! Ini anda lho yang ngomong ya awas ya. Kalau nanti kita gaspol begitu, saya berharap dari sini akan bisa teriak kita dukung pak Ganjar dan Pak Mahfud," ujar dia.
Advertisement
Sulitnya Ambil Keputusan
Ganjar menyampaikan cerita pengalaman saat duduk di kursi DPR RI dan Gubernur. Diakuinya, dalam hal pengambilan sebuah keputusan terkadang menjadi sesuatu yang sulit.
"Pak kami pernah memutuskan itu pak. Memutuskan itu, tidak gampang. Ada berbagai cerita. Kita mencoba amdalnya kita perbaiki, mitigasi agar tidak rusak, sehingga orang akan bisa mengerjakan dengan berkelanjutan, sustain," ujar dia.
"Kalau ada dari Bali, Dayak, masyarakat setempat menggunakannya itu dengan kearifan, rasa-rasanya kita bisa memberikan kontrol," sambung dia.