Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pelaksanaan Pilkada serentak 2024, KPU Provinsi DKI Jakarta terus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini sebagai upaya untuk memastikan warga memahami hak-hak politik mereka, dengan harapan partisipasi pemilih akan meningkat.
Hal ini sebagaimana disampakan Komisioner KPU Kota Jakarta Pusat, Ahmad Husain Borut pada acara sosialisasi dan diskusi Pilkada Jakarta yang digagas oleh DPW Pemuda Muslimin Indonesia DKI Jakarta yang dilaksanakan pada, Kamis (19/09/2024) di Auditorium GOR Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Baca Juga
“Meningkatkan partisipasi politik masyarakat bukan hanya tugas KPU tapi juga tugas seluruh stakeholders Pemilu di Jakarta, seperti partai politik, aktivis mahasiswa, pegiat demokrasi, pemerintah bahkan swasta. Semua kita punya kewajiban yang sama.” ujar Ahmad Husain Borut dihadapan peserta.
Advertisement
Menurutnya, setiap suara masyarakat Jakarta sangat berarti dan berdampak besar terhadap masa depan Jakarta. Apalagi Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan jumlah pemilih yang cukup besar dan rawan konflik.
Ia berharap, perbedaan pilihan dimasyarakat bukan penghambat untuk tetap bersatu. Masyarakat harus memperluas pandangan dan pikiran sehingga lebih terbuka dan leluasa menerima perbedaan.
Pada kesempatan yang sama, Budayawan Muslim, N. Syamsudin Ch. Haesy menilai meski Jakarta sudah bukan lagi Ibu Kota Negara, kontestasi Pilkada Jakarta 2024 tetap mempunyai nilai yang tinggi dan tetap menggiurkan, hal ini dibuktikan dengan persaingan yang melibatkan tokoh-tokoh nasional yang menjadi kontestan Pilkada Jakarta.
“Kehilangan status sebagai Ibu Kota tidak membuat Pilkada Jakarta ikut kehilangan kualitasnya. Jabatan Gubernur Jakarta masih tetap bergengsi ditengah tren jabatan Guberbur Jakarta menjadi batu loncatan untuk naik ke level yang lebih tinggi.” Kata Syamsudin.
Ciptakan Pemilu yang Inklusi
Lebih jauh, Syamsudin meminta kepada KPUD Jakarta sebagai penyelenggara harus menciptakan pemilu yang inklusi dan berkeadilan untuk setiap golongan perlu diciptakan, agar prinsip no one left behind terpenuhi.
Ia juga meminta agar Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada harus ramah terhadap penyandang disabilitas/kelompok rentan.
Sementara itu, mantan aktivis mahasiswa Arven Marta, turut memberikan perhatian kepada peran dan partisipasi pemuda Jakarta pada Pilkada 2024.
Menurutnya, Jumlah pemilih usia muda yang lebih dari 50 persen menjadi penentu oleh karena itu Pemuda Jakarta harus menjadi subyek pada Pilkada 2024.
Advertisement
3 Hal yang Bisa Tentukan Masa Depan Jakarta
Di sisi lain, Wakil Rektor Universitas Jakarta, Dr. Andi Muhammad Yuslum Patawari, S.STPI, MP, menyampaikan tiga hal krusial yang menurutnya sangat menentukan masa depan Kota Jakarta.
Ketiga hal tersebut adalah, partisipasi masyarakat, pelaksanaan Pemilu yang damai dan lancar, serta konflik sosial akibat Pemilu.
Pilkada Jakarta bisa disebut sukses apabila, partisipasi masyarakat Jakarta tinggi, Pilkada berjalan aman, lancar, damai tanpa gangguan dan tidak ada konflik yang merusak persatuan yang disebabkan oleh pelaksanaan Pilkada.