Kapolri Sebut Penambahan Pasukan di TPS Sifatnya Situasional

Polri akan menempatkan anggotanya di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), guna memastikan pencoblosan berjalan aman dan baik.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Apr 2019, 16:27 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2019, 16:27 WIB
Ilustrasi pemilu
Tata cara pemilu 2019. (Foto: merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Polri akan menempatkan anggotanya di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), guna memastikan pencoblosan berjalan aman dan baik.

Hal ini disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian usai mengikuti rapat koordinasi kesiapan akhir dalam rangka pengamanan pemungutan dan perhitungan suara Pileg dan Pilpres 2019 di kantor Kemenko Polhukam.

Tito menyebut, pihaknya sudah memetakan mana saja TPS yang aman dan rawan.

"Jadi kita seperti biasa. Dari TPS ada yang kategorinya aman, rawan, kemudian rawan 1, rawan 2 dan sangat rawan," kata Tito di Jakarta, Senin (15/4/2019).

Untuk yang rawan, apalagi sangat rawan, lanjut dia, tentu akan ada penebalan atau penambahan pasukan. Hal ini dilakukan, untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.

"Kita lakukan penebalan, patroli gabungan, dan pos gabungan TNI-Polri, di daerah yang rawan tertekan secara psikologis. Misalnya, di daerah yang padat penduduk dan gampang diprovokasi. Kita perkuat," jelas Tito.

Meski demikian, masih kata dia, rencana pengamanan TPS ini semua tak baku. Hanya pemetaan awal. "Itu (sifatnya) situasional," jelas Tito.

Dia meyakini, dari kampanye terbuka yang sudah dilakukan, dirinya yakin tidak ada masalah berarti.

"Kita berikan jaminan keamanan bahwa di hari H kita akan siap," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

6 Perintah Menko Polhukam

Ilustrasi Pemilu 1(Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Pemilu 1(Liputan6.com/M.Iqbal)

Menko Polhukam Wiranto memerintahkan enam hal yang paling utama untuk dilakukan dalam rangka pengamanan 17 April nanti. Yang pertama, yaitu menciptakan ruang aman bagi para pemilih nanti.

"Yang pertama, berikan dan ciptakan ruang yang aman bagi para pemilih untuk dapat bergerak, berangkat dari rumah ke TPS, untuk melaksanakan pemilihan tanpa tekanan. Ini seusai dengan amanat pemilu kita," jelas Wiranto.

Kedua, dia meminta agar membantu penyelenggaraan pemilu, para petugas, apabila ada sesuatu yang perlu dibantu atau yang kurang. "Bantu mereka," tegasnya.

Yang ketiga, dia juga memerintahkan, untuk memasang mata dan telinga guna menetralisir indikasi yang mengganggu jalannya pemilu,

"Netralisir setiap indikasi yang menganggu Pemilu, terutama di TPS-TPS. Cari, temukan, dan atasi, sebelum mereka melaksanakan kegiatan yang menganggu Pemilu dan pemilih," ungkapnya.

Yang keempat, masih kata Wiranto, kawal mobilisasi dan penghitungan suara secara ketat. Untuk tidak ada gangguan atau menghindari kecurangan-kecurangan yang dapat menganggu jalannya perhitungan suara.

"Kelima, ini sudah berkali-kali disampaikan oleh Panglima TNI dan Kapolri, jaga netralitas sebagai aparat keamanan yang baik dan terpecaya," kata Wiranto.

Yang terakhir, masih kata dia, tetap menggunakan moto yang pernah disampaikannya.

"Bahwa mengamankan Pemilu adalah kehormatan. Pemilu sukses adalah kebanggaan kita sebagai bangsa," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya