TOD Permudah Mobilitas Kaum Urban

TOD sendiri merupakan salah satu pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal.

oleh Fathia Azkia diperbarui 04 Jan 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2016, 17:00 WIB
TOD Permudah Mobilitas Kaum Urban
TOD sendiri merupakan salah satu pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal

Liputan6.com, Jakarta - Pekerja urban sepertinya akan lebih leluasa lagi saat beraktivitas dari rumah ke tempat kerja. Hal ini dikarenakan mulai 2017 diperkirakan proyek Transit Oriented Development atau TOD resmi beroperasi.

TOD sendiri merupakan salah satu pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal, seperti Trans Jakarta, commuter line, MRT, kereta api ringan (LRT), dan dilengkapi dengan jaringan jalan pejalan kaki serta sepeda.

Ya, tingginya angka kemacetan di Jakarta membuat para pekerja komuter maupun sarana transportasi lainnya seperti bus patas AC, memiliki strategi khusus untuk berangkat dari Bodetabek ke Jakarta.

Berbicara kepada tim Rumah.com, Senin (4/1/2015) Achmad Setiadi, Direktur Utama PT Pardika Wisti Sarana, menjelaskan tujuan dari konsep TOD memang untuk meningkatkan kualitas dari transportasi massal yang ada sekarang.

Terintegrasi satu sama lain

Kawasan TOD nantinya akan terdiri dari beberapa bangunan vertikal dengan varian fungsi seperti rumah susun, sekolah, pasar, perkantoran, apartmen, pusat perbelanjaan dan hotel. Kawasan TOD juga akan saling terintegrasi dengan kawasan TOD lainnya.

Di dalam sistem TOD, pembangunan permukiman penduduk harus berada satu kawasan dengan pusat bisnis. Cara ini bertujuan membatasi dan mempersempit aktivitas pergerakan orang dan barang. Sisi menarik lain yang dimiliki TOD adalah, gedung perkantoran yang ada di sekitarnya akan segera ditata ulang oleh pemerintah kota.

"Jadi nantinya akan ada satu koneksi dari satu gedung ke gedung lainnya. Konsepnya diperkirakan hampir mirip dengan kawasan niaga terpadu Sudirman, SCBD," ujar Direktur Utama PT Pardika Wisti Sarana yang akrab disapa Pak Didi ini.

Tak hanya pekerja urban, TOD ini juga dirasa mampu untuk memacu semangat para pekerja yang berdomisili di Jakarta, untuk menggunakan sarana transportasi massal ketimbang kendaraan pribadi.

Dikutip dari laman Wikipedia.org, Pemerintah provinsi DKI Jakarta berencana menghubungkan TOD dengan pembangunan 12 stasiun KABT tahap pertama, dengan rute Lebak Bulus–Dukuh Atas. Namun klasifikasi 12 stasiun tersebut masing-masing tetap berbeda.

Dari 12 stasiun yang ada, lima di antaranya akan dijadikan TOD maksimum, yakni Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Blok M dan Stasiun Dukuh Atas.

Kemudian tiga stasiun, yakni Senayan, Istora dan Bendungan Hilir akan dikembangkan dengan pola TOD medium, yakni konsep pengembangan medium. Sedangkan empat stasiun lainnya, yakni Haji Nawi, Blok A, Sisinga Mangaraja dan Setiabudi akan dikembangkan dengan konsep TOD minimum.

Selain itu, TOD juga memungkinkan terjadinya remigrasi urban. Artinya, orang-orang yang selama ini berdiam di wilayah penyangga dan bekerja di pusat kota Jakarta, justru akan tertarik menjadikan wilayah penyangga tersebut sebagai tempat utama beraktivitas. (Fathia/Ahm)

Foto: pixabay

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya