Yagimin: Main Properti Itu Perlu Feeling dan Logika

Berbeda dengan menyimpan uang di bank atau obligasi, properti merupakan instrumen investasi yang ideal diikuti kenaikan harga signifikan serta tidak adanya masa kadaluarsa.

oleh Fathia Azkia diperbarui 17 Jan 2019, 15:32 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2019, 15:32 WIB
Marketing Division Head AUTO 2000, Yagimin
Marketing Division Head AUTO 2000, Yagimin

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai instrumen investasi riil, properti selalu dikaitkan dengan unsur fleksibilitas, keuntungan tinggi, serta minim risiko. Berlatarbelakang kelebihan ini, tak heran jika para pengusaha, pebisnis, maupun masyarakat kelas atas selalu merasa tertantang untuk berinvestasi di sektor properti dibanding jenis investasi lainnya seperti emas, saham, atau obligasi.

Meski demikian, modal materi saja belum tentu cukup untuk menggeluti bisnis ini. Piawai dalam menyusun strategi dan rutin mengikuti perubahan pasar adalah salah satu diantara sejumlah modal utama yang diperlukan. Begitupun prinsip yang dianut Yagimin, investor properti yang juga menjabat sebagai Marketing Division Head AUTO 2000.

Baca juga: Rumah.com Property Index untuk mencari tahu tren kenaikan harga properti per kuartal di berbagai lokasi favorit

Dalam berbisnis properti, ia menggabungkan antara feeling dengan logika. “Investasi ini kan sekali dicoba, bikin nagih. Dan selama punya kemampuan kenapa tidak. Tapi tetap, tidak bisa sembarangan dalam menanamkan modal di suatu properti. Seorang investor dituntut harus bisa membaca future development di lokasi properti tersebut seperti apa, lalu upayakan diri untuk update informasi-informasi seputar pasar properti,” ujarnya.

Investasi properti di mata Yagimin, menjadi satu hal penting dalam hidupnya karena ada aset yang berkembang di samping menghasilkan passive income.

Berbeda hal dengan menyimpan uang di bank maupun obligasi yang sarat akan risiko, properti merupakan instrumen investasi yang ideal diikuti kenaikan harga signifikan serta tidak adanya masa kadaluarsa.

Saat ini properti di Indonesia, baginya, masih cukup menarik utamanya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. “Lebih spesifik lagi yang masih punya banyak peluang tentunya kawasan bisnis Jakarta seperti Kuningan. Sebentar lagi LRT akan masuk ke koridor ini, dan otomatis properti sekitar semakin prestisius. Bisa dibayangkan berapa besar benefit yang ada, sebab sekarang saja tinggal di Kuningan sudah lekat dengan kesan elit, nah ini akan di atasnya level itu,” ia menuturkan.

(Eits, jangan coba-coba beli rumah di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com!)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cari Untung di CBD Jakarta

Di luar Ibukota, pria yang gemar berinvestasi properti sejak 6 tahun silam ini, sudah memiliki beberapa rumah tapak maupun apartemen di Medan dan Palembang.

Sementara di Jakarta, properti miliknya berada di kawasan Sunter, Kelapa Gading, Cakung dan yang teranyar adalah satu apartemen The Masterpiece & The Empyreal di daerah Kuningan.

“Saya beli unit apartemen beberapa bulan lalu, dan ini investasi pertama saya di proyek milik Bakrie. Ada sejumlah faktor yang membuat saya sangat tertarik, pertama lokasinya yang premium. Di area CBD Kuningan sudah sangat sulit kalau mau investasi rumah tapak. Lalu faktor kedua adalah kawasannya yang akan terus berkembang pesat lantaran sebagai pusat bisnis. Dan ketiga, jelas saya melihat nama besar pengembangnya yang terpercaya,” jelasnya.

Simak juga: Pandangan pasar properti tahun depan dalam Rumah.com Property Market Outlook 2019

Motif pembelian unit apartemen tersebut, menurutnya adalah untuk disewakan sebab melihat tingginya angka rental yield yang ada. Hal senada diungkapkan Hermon Simanjuntak, Sales & Marketing Division Head PT Bakrie Swasakti Utama.

Untuk unit apartemen dengan dua kamar tidur, harga sewanya berkisar Rp250 juta sampai Rp300 juta per tahun tergantung luas meter perseginya. Terkini, unit di apartemen The Masterpiece dan The Empyreal hanya tersisa sekitar 5% dari total keseluruhan 462 unit.

Harga unit apartemennya sendiri dipasarkan mulai dari Rp 40 jutaan per meter persegi. Dibanding saat luncur, harga per m2 masih sekitar Rp 13 jutaan.

“Kenaikan harga dari waktu ke waktu relatif stabil, dan banyak dari customer kami yang melakukan repeat order karena melihat pergerakan harga yang cukup baik. Sehingga mereka tertarik berinvestasi dengan hasil yang menguntungkan,” kata Hermon.

Ketahui dinamika pasar properti di Indonesia, termasuk sentimen pasar dari sudut pandang pembeli lewat Rumah.com Property Affordability Sentiment Index!

The Masterpiece dan The Empyreal merupakan produk unggulan di kawasan Rasuna Epicentrum, dengan menyandang status apartemen mewah siap huni. The Masterpiece yang mengusung konsep private lift menjanjikan kenyamanan dan keamanan maksimal bagi seluruh penghuni.

Kedua apartemen ini memiliki fasilitas sekelas bintang lima mulai dari swimming pool, fitness center, children playground, jogging track, dan juga terintegrasi dengan fasilitas lain di kawasan Rasuna Epicentrum, seperti rumah sakit, berbagai kedutaan asing, sekolah internasional, serta universitas.

“Selain itu, The Masterpiece dan The Empyreal menganut konsep ecogreen yang sangat dibutuhkan masyarakat modern saat ini, dimana udara segar dan bersih sulit ditemui di tengah kota Jakarta. Dalam kawasan hunian ini, penghuni bisa merasakan nyamannya berjalan kaki di pedestrian yang asri dan sejuk,” tukasnya.

Untuk kenyamanan dan keamanan dalam membeli apartemen gunakan jasa agen properti dengan spesialisasi apartemen di Rumah.com

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya