Ramadan Ini, Alquran 400 Tahun Kebanggaan Suku Mandar Dibuka

Benda ini lebih sering disimpan di perpustakaan Masjid Salabose.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Jul 2015, 06:34 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2015, 06:34 WIB
20150626-Alquran-Sulawesi
Alquran yang ditulis tangan dengan menggunakan tinta dari getah pohon dilestarikan hingga kini.

Liputan6.com, Majene - Sebuah Alquran berukuran 10 x 15 centimeter (cm) yang berusia lebih dari 400 tahun di Majene, Sulawesi Barat lebih sering disimpan sebagai benda bersejarah di perpustakaan Masjid Salabose. Masjid tua ini merupakan peninggalan dari Syeh Abdul Mannan yang lebih dikenal sebagai To Salamaq di Salabose.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, beberapa waktu lalu, Syekh Abdul Mannan datang dan menetap di Salabose setelah menikah dengan Putri Raja Banggae atau Daeng Ta di Masigi sekitar 1608 Masehi. Sejak itu ulama kharismatik ini berdakwah dan menyebarkan Islam.

Sang ulama juga mendirikan Masjid Salabose dan menulis tangan Alquran menggunakan tinta dari getah pohon yang dilestarikan hingga kini.

Saat ini Alquran yang sudah tak utuh dan beberapa bagiannya robek, kini disimpan imam Masjid Aalabose, Muhammad Gaus yang juga masih keturunan Syekh Abdul Manan.

Alquran tertua yang menjadi kebanggaan masyarakat suku mandar ini hanya dibuka dua kali setahun pada saat Ramadan dan pada peringatan Maulid. Alasannya, agar proses pelapukan Al Quran yang merupakan warisan sejarah ini bisa bertahan lebih lama. (Dan/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya