Liputan6.com, Cilacap - Tiga nelayan hilang di laut selatan saat mencari ikan. Mereka hilang di perairan Jetis, Nusawungu, Kabupaten Cilacap.
"Mereka sedang mencari ikan di sekitar perairan Jetis Nusawungu sekitar pukul 06.00," kata Koordinator Badan Nasional (Basarnas) Pos SAR Cilacap Mulwahyono, Senin (11/1/2016).
Tiga nelayan itu menggunakan 2 perahu berbeda, yakni Daya Asih dan Buana Sagu. Perahu Daya Asih ditumpangi Yanto (45) dan Gubleng (50), warga Desa Banjarsari, Kecamatan Nusawungu. Sedangkan perahu Buana Sagu ditumpangi Titor (40) dan Dampil (35), warga Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu.
Â
Ketika melaut, kata Mulwahyono, kedua perahu tersebut diterjang gelombang tinggi hingga terbalik dan keempat penumpangnya terseret gelombang.
"Salah seorang nelayan bernama Titor selamat dalam musibah tersebut, sedangkan 3 nelayan lainnya, yakni Yanto, Gubleng, dan Dampil terseret gelombang hingga akhirnya tenggelam dan hilang," kata Mulwahyono.
Baca Juga
Menurut dia, operasi pencarian 3 nelayan yang hilang itu juga melibatkan personel SAR Jetis, Kepolisian Sektor Nusawungu, dan nelayan setempat.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Badan Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan gelombang tinggi masih terjadi di perairan selatan Cilacap.
"Tinggi gelombang signifikan 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di wilayah pantai selatan Cilacap hingga Yogyakarta dan Samudra Hindia selatan Cilacap hingga Yogyakarta. Tinggi gelombang maksimum bisa mencapai 2 kali tinggi gelombang signifikan," kata Teguh.
Dia mengimbau wisatawan tidak berenang atau bermain air di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu.
Selain itu, kata dia, nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi saat melaut.