Berang-Berang, Musuh Peternak Ikan yang Hampir Punah

Otter atau berang-berang cakar kecil ini lebih dikenal dengan sebutan sero di kalangan masyarakat Tatar Parahyangan.

oleh Arie Nugraha diperbarui 19 Mar 2016, 19:51 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2016, 19:51 WIB
Berang-berang
Berang-berang cakar kecil atau Otter. (Foto: Dokumentasi Agus Hediana)

Liputan6.com, Bandung - Pada umumnya para pencinta fauna memilih anjing, kucing, dan reptil untuk dijadikan peliharaan. Namun berbeda dengan Agus Hediana yang memilih berang-berang cakar kecil atau otter sebagai binatang peliharaan. Otter ini lebih dikenal dengan sebutan Sero di kalangan masyarakat Tatar Parahyangan.

Awalnya, Agus ingin menyelamatkan berang-berang yang dianggap hama dan akan dibunuh oleh para peternak ikan. Dia pun memutuskan membeli berang-berang itu untuk dirawat.

"Dulu saya beli karena otter mau dibunuh sama peternak ikan. Tapi saya kasihan dan otter itu termasuk binatang yang hampir punah, jadi saya pelihara," kata Agus di Bandung, Jawa Barat, Jumat 18 Maret 2016.

Agus mengatakan, otter merupakan binatang jenis karnivora yang hidup di alam liar. Menurut dia, tidak salah apabila binatang tersebut mencari makanannya di kolam perternakan ikan karena sudah memang habitatnya.

Di Bangladesh, imbuh Agus, otter dimanfaatkan oleh para nelayan untuk membantu memancing ikan. Hal itu sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan binatang yang termasuk eksotik itu.

"Otter termasuk binatang predator, kalau sampai punah bisa menganggu rantai makanan. Saya ingin menciptakan Breeding Otter (penangkaran berang-berang) untuk mencegah kepunahan," papar Agus.

Selama memelihara otter, Agus mengaku tidak mengalami kendala untuk dijadikan jinak. Bahkan, lanjut Agus, otter memiliki kepintaran dibandingkan hewan peliharaan lainnya.

Berang-berang cakar kecil atau Otter. (Foto: Dokumentasi Agus Hediana)

Untuk melatih otter kesayangannya itu, Agus hanya menghabiskan waktu selama seminggu agar bisa mengerti apa yang diperintahkannya. Dia pun tak ingin memberi sembarangan makanan kepada binatang pemakan daging itu.

"Otter punya kecerdasan lebih dibandingkan binatang lainnya. Hanya kurang dari seminggu, dia sudah bisa buang kotoran di tempat yang sudah disediakan. Makannya pun harus daging, karena di habitat aslinya memang seperti itu," beber Agus.

Memelihara otter, Agus mengakui tidak ada keuntungan bagi dirinya. Namun dengan misi ingin menyelamatkan binatang hampir punah itu, dia pun tak merasa rugi.

Rencananya, dia akan mencari 'pasangan hidup' bagi otter miliknya, yang berkelamin jantan. Bahkan sekarang ini, otter yang dipeliharanya telah dijodohkan dengan otter betina milik temannya di Kalimantan. Sayangnya, belum diketahui secara pasti 'resepsi' kedua binatang tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya