Liputan6.com, Semarang - Beberapa waktu lalu para personel band Mesin Sampink digiring ke kantor polisi saat memainkan lagu Genjer-genjer. Setelah kasus terjadi, polisi mengetatkan izin penyelenggaraan konser di wilayah Mojokerto, Jawa Timur.
Insiden Genjer-genjer ini seiring dengan kejadian di berbagai daerah terkait beredarnya simbol Partai Komunis Indonesia (PKI). Yang jelas, banyak yang penasaran dengan asal mula lagu yang identik dengan PKI itu.
Baca Juga
Sepanjang malam hari ini berita tersebut menyita perhatian banyak pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Kamis (12/5/2016).
Dua berita lainya yang tak kalah diburu adalah tentang aksi si pawang buaya yang berusaha menemukan jasad seorang bocah yang diduga dimakan buaya. Selain itu berita mengenai tertangkapnya dua orang pemuda yang diduga telah membunuh pentolan geng motor.
Berikut berita populer dan terpopuler selengkapnya, yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. Genjer-genjer, Tembang Terlarang yang Bikin Penasaran
Advertisement
Genjer adalah sejenis tumbuhan rawa yang banyak dijumpai di sawah atau perairan dangkal. Saat pendudukan Jepang pada 1943, gulma ir itu menyelamatkan pasangan Sayekti dan Muhammad Arif dari kelaparan.
Dari situlah Muhammad Arif mendapat ide dan menggubahnya ke dalam komposisi notasi yang menghasilkan lagu Genjer-genjer. Menilik liriknya, lagu itu hanya bercerita tentang proses Sayekti menemukan genjer sebagai bahan pangan.
Genjer-genjer nong kedo'an pating keleler
Genjer-genjer nong kedo'an pating keleler
Ema'e thole teko-teko mbubuti genjer
Ema'e thole teko-teko mbubuti genjer
Oleh satenong mungkur sedot sing toleh-toleh
Genjer-genjer saiki wis digowo mulih
Genjer-genjer esuk-esuk didol neng pasar
Genjer-genjer esuk-esuk didol neng pasar
Sebagai produk kebudayaan, sejatinya lagu "Genjer-Genjer" tak menawarkan perlawanan apa pun. lagu itu justru bercerita tentang keadaan rakyat. Lalu seperti apa plesetan atau parodi lagu ini, sehingga menjadi dendang terlarang?
Selengkapnya...
2. Bunga Ditebar, Buaya Sungai Rokan Muncul
Hari ketiga jasad Sugiarto (13) yang diterkam buaya di Sungai Rokan, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau belum ditemukan, pawang buaya diturunkan.
"Kami meminta agar jasad Sugiarto segera dikembalikan," ujar seorang pawang, Rismanto Saragih, saat melakukan ritual di lokasi bocah yang diterkam buaya di Sungai Rokan, dilansir Antara, Rabu 11 Mei 2016.
Dalam ritualnya, pria asal Kecamatan Sinaboi ini menyebutkan nama Muhgi yang merupakan nama buaya betina yang diduga telah menerkam korban bocah Sugiarto dua hari lalu.
Usai menyebutkan nama Muhgi sebanyak tujuh kali, kemudian Saragih menyemaikan berbagai macam bunga yang dilemparkan ke arah Sungai Rokan dan salah satu pakaian korban. Setelah satu menit kemudian, ribuan warga yang menyaksikan pemanggilan buaya tersebut sempat geger
Selengkapnya...
3. 2 Orang Ditangkap, Penusuk Pentolan Geng Motor Bandung?
Sebanyak dua orang ditangkap polisi pasca-tewasnya Deden Mees, pentolan geng motor di Cileunyi, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 8 Mei 2016 lalu.
"Ada sekitar 18 orang hasil dari pemeriksaan para saksi dan korban, namun sejauh ini baru dua orang yang telah diamankan, atas nama AJ (26) dan OK (25)," ucap Joko, Rabu (11/5/2016).
Namun, dua orang yang telah diamankan saat ini disebut bukan pelaku utama.
"Pelaku utama sudah dikantongi namanya, dan yang diamankan saat ini adalah orang-orang yang ikut serta dan dilakukan pencarian," ujar dia.
Mengenai isu aksi yang beredar dari kelompok geng motor, Polres Bandung yang dibantu Polda Jawa Barat akan mengantisipasinya dengan gelar patroli skala besar dan kecil.