Keramba Ramah Lingkungan Spesial bagi Ikan-ikan Pelagis

Keramba ramah lingkungan itu memiliki desain berbeda dari keramba konvensional saat ini.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jun 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 13:00 WIB
Keramba Ramah Lingkungan
Keramba ramah lingkungan itu memiliki desain berbeda dari keramba konvensional saat ini. (ilustrasi)

Liputan6.com, Karimun - Tim Penelitian Unggulan Strategis Nasional Universitas Diponegoro (Pusnas Undip) bekerja sama dengan PT Stargold Internusa mengembangkan Keramba Jaring Apung sistem IMTA yang ramah lingkungan di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

"Orientasi kami tidak hanya pengembangan budidaya perikanan produktif dan berkelanjutan, tetapi juga menekankan praktek budidaya yang ramah lingkungan menggunakan Karamba Jaring Apung (KJA) sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture)," kata Ketua Tim Pusnas Undip Sapto P Putro di Tanjung Balai Karimun, dilansir Antara, Minggu, 5 Juni 2016.

Pengembangan sekaligus penelitian KJA sistem IMTA di Karimun, kata Sapto, dimulai dengan menggandeng Kelompok Laut Permai Abadi, Desa Pangke, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun.

Sementara, PT Stargold Internusa, Bandung, Jawa Barat merupakan mitra kerja sama yang telah mengembangkan satu desain keramba SDFRC-IMTA untuk diterapkan atau diuji coba melalui Kelompok Laut Permai Abadi.


Kelompok tersebut mendapat bantuan dua model keramba dari Stargold, antara lain keramba empat persegi dan berbentuk bulat berbahan HDPE dengan membudidayakan spesies bawal bintang, kerapu macan, kerapu cantang, dan rumput laut.

Keramba HDPE, lanjutnya, mempunyai keunggulan kuat, tahan gelombang dan arus. Dari segi teknis budidaya, keramba bulat ini juga mempunyai nilai tambah karena tidak mempunyai sudut seperti kotak, sehingga sangat cocok untuk budidaya ikan-ikan perenang cepat atau pelagis.

"Keramba tersebut dilengkapi sepasang net roller dengan steer yang dihubungkan tali PE dengan jaring bertingkat. Sisa-sisa palet yang tidak dimakan ikan di jaring atas akan dimanfaatkan ikan-ikan di jaring bawah. Praktek ini akan menurunkan tingkat sedimentasi materi organik dari pelet ikan, sehingga menjadi lebih ramah lingkungan," tutur Sapto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya