Liputan6.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus berupaya meningkatkan produksi perikanan. Salah satunya dengan menggalakkan gerakan membuat 10 ribu kolam ikan.
Gerakan 10 ribu kolam ini digalakkan dengan mengajak masyarakat untuk membuat kolam ikan dengan memanfaatkan pekarangannya. Tujuannya, selain untuk meningkatkan produksi perikanan, juga meningkatkan rata-rata konsumsi ikan.
"Pemerintah bersama masyarakat terus melakukan gerakan menghasilkan ikan untuk menaikkan produktivitas. Salah satunya lewat gerakan 10 ribu kolam di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, dilansir Antara, Rabu, 13 April 2016.
Ia mengemukakan daerahnya memiliki potensi yang sangat besar di sektor perikanan, baik dari hasil tangkap maupun dari hasil budidaya.
Dari gerakan 10 ribu kolam sebelumnya yang dibangun di pekarangan masyarakat telah menghasilkan 3.082 ton ikan pada 2014, dengan jumlah kolam mencapai 12.267 unit di lahan seluas 46,25 hektare.
Baca Juga
"Meski usaha sampingan, total pendapatan yang didapat pembudidaya rata-rata Rp 1,5 juta tiap bulan. Tenaga kerja yang dilibatkan tak kurang dari 500 peternak ikan. Selain itu, berkat kegiatan ini, konsumsi ikan masyarakat Banyuwangi sebesar 30,5 kg per kapita," ujar Anas.
Ia menjelaskan, perkembangan hasil budidaya ikan di Banyuwangi berkembang cukup signifikan. Tercatat pada 2011 dihasilkan 2.002 ton, lalu 2.452 ton (2012), 2.940 (2013) dan 3.082 ton pada 2014.
Bupati Anas menambahkan, produksi ikan secara keseluruhan pada 2015 mencapai 85 ribu ton. Jumlah itu meningkat dibanding 2011 yang 57,5 ribu ton, 2012 (56,4 ribu ton), 2013 (73 ribu ton), dan 2014 (84,7 ribu ton). Peningkatan produksi ikan itu diperoleh melalui budidaya maupun hasil tangkap.
Ia menjelaskan budidaya perikanan yang berkembang di Banyuwangi, antara lain tambak udang, keramba jaring apung, kolam air tawar, keramba, rumput laut, dan mina.
Beberapa tahun terakhir para petani tambak di Banyuwangi juga telah menggeluti budidaya ikan sidat. Basis terbesarnya berada di Kecamatan Singojuruh dan Srono.
Sebagai daerah penghasil sidat dengan kualitas terbaik di Indonesia, Banyuwangi dijadikan pilot project technopark pelatihan budi daya sidat oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Technopark sidat ini dikembangkan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi.