Supriyanto dan Rumahnya Sehoror The Conjuring 2

Jenazah ibunda disimpan dalam sebuah kamar di rumah Supriyanto. Aksinya memicu suasana seseram The Conjuring 2.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 23 Jun 2016, 10:45 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2016, 10:45 WIB
Conjuring, Supriyanto, bongkar makam
Jenazah ibunda disimpan dalam sebuah kamar di rumah Supriyanto. Aksinya memicu suasana seseram The Conjuring 2

Liputan6.com, Temanggung - Aksi Supriyanto si pembongkar makam ibunda, Parimah, menebar aura seram di kampungnya. Sehoror film The Conjuring 2 yang terkenal dengan sosok iblis biarawatinya, Valak.

Apalagi ketika memasuki rumahnya di Kampung Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Berdasarkan pemeriksaan polisi, jenazah Parimah disimpan dalam sebuah kamar di rumah Supriyanto. Jasad itu diletakkan di atas sebuah dipan, di antara tumpukan karung dan kardus.

"Dari luar memang tak begitu kentara, namun ketika pintu dibuka bau busuk langsung menyengat dan bikin sesak," kata Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP Suharto di Temanggung, Jateng, Rabu, 22 Juni 2016.

Jenazah Parimah dibaringkan dengan alas tikar plastik berwarna merah dan tikar anyaman pandan. Supriyanto mampu mengakali jasad yang sudah berusia sekitar 70 hari itu.

Agar cairan dari jenazah tidak tersebar, jenazah dibungkus plastik. "Bau busuk itu disamarkan dengan berbagai wewangian," tutur Suharto.

Sementara salah satu sudut rumah dihiasi dengan semacam penjelasan mengenai jati diri Supriyanto. Ditulis di atas kafan putih dengan tinta berwarna merah. Kalimat yang digunakan adalah bahasa Jawa yang tidak lazim.

"SUPRI NGRANCANG KENCONO PEMIMPIN PAGUYUBAN NGURI URI GESANGE TIYANG JAWI MEDARAKEN SABDO AKSORO BASA JAWI NGELAJENGAKEN HGGATOSAKEN SEDALU NATAS NGELIPUR PARIPURNO BILIH MBOTEN MANGGIH ALANGAN KADOS PUNDI KIMAWON NUWUN," demikiam bunyi tulisan itu.

Terjemahan bebasnya adalah "Supri Ngrancang Kencono, pemimpin persatuan pelestari hidup manusia Jawa, membeber rahasia aksara Jawa, (dengan) melanjutkan dan memperhatikan (hingga) semalam suntuk. (Berkenan) Memberi hiburan tuntas, (namun) jika tidak ada halangan apapun juga."

(Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

Dari kain itu, terlihat Supriyanto menyebut dirinya Ngrancang Kencana. Dalam lakon pewayangan, Ngrancang Kencana adalah kerajaan jin yang pernah ditaklukkan Petruk, sehingga Petruk sukses menjadi raja bergelar Prabu Wel Geduwelbeh.

Menurut kakak kandung Supriyanto, Susilo (57), adiknya itu memang seperti mengidap kelainan jiwa. Ia sendiri mengaku kaget saat didatangi polisi dan tentara yang menanyakan soal kasus pembongkaran makam itu.

"Sejak dulu kadang suka aneh-aneh," ucap Susilo.

Supriyanto sering pergi menyepi ke suatu tempat yang dirahasiakan. Kakak ipar Supriyanto, yakni Supriyati, menyebutkan perilaku aneh adiknya semakin menjadi semenjak ibunya meninggal.

"Kadang malam-malam suka membaca mantera enggak jelas, dengan bahasa enggak jelas juga. Tapi selalu diwarnai tangisan sambil memanggil-manggil nama ibu," tutur Supriyati.

Menurut Kepala Desa Bojonegoro Siyono, Supriyanto sudah mulai terlihat aneh sejak 1994-1995. Bersamaan dengan keanehannya, ternyata banyak orang datang meminta pertolongan disembuhkan dari sakit atau guna-guna dengan cara klenik.

"Setiap malam Selasa dan Jumat Kliwon selalu terdengar suara musik Jawa dan lantunan bacaan japa mantra tidak jelas dari rumah Supri," ucap Siyono.

Seram mana, kisah Supriyanto atau The Conjuring 2 dan Valak?

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya