Liputan6.com, Temanggung - Supriyanto, si pembongkar makam dan pembawa pulang jasad ibundanya Parimah, ternyata memiliki pengikut. Supriyanto sebelumnya sempat dikenal sebagai paranormal.
Selama ini, warga Dusun Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, itu sering menggelar ritual aneh. Supriyanto yang berambut gondrong ini lebih sering keluar malam hari serta diikuti banyak temannya.
Kepala Desa Bojonegoro Siyono mengatakan, ritual aneh itu sering digelar pada Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Siyono juga menyebutkan kepercayaan yang dianut Supriyanto tidak jelas.
"Supriyanto juga termasuk orang tertutup dan jarang bergaul dengan warga sekitarnya. Kalau keluar rumah suka malam hari," kata Siyono.
Baca Juga
Sebagai seorang paranormal, Supriyanto memiliki banyak tamu. Apapun yang diucapkannya akan dituruti oleh tamu-tamunya. Jumlah tamunya belakangan berkurang dan hanya beberapa teman yang setia mengikutinya.
Sementara itu, Iswanto, salah satu teman Supriyanto yang ikut diperiksa polisi, mengakui membantu membongkar makam ibu Supriyanto ketika jenazah sudah 40 hari dimakamkan. Iswanto mengaku sebagai pengikut Supriyanto.
"Saya bantu dia karena termasuk kelompok jemaah bersama Supriyanto. Kita rutin menggelar perkumpulan dengan ritual di rumahnya," kata Iswanto tanpa merinci ritual tersebut.
Perbuatan Supriyanto diketahui warga pada Selasa, 21 Juni 2016, pukul 00.00 WIB. Warga kemudian melaporkannya ke Polsek Kedu, Kabupaten Temanggung.
Advertisement
Dibantu Pengikut
Iswanto menyebutkan pengikut Supriyanto tidak banyak. Ia mengaku tidak takut ketika membongkar kuburan karena yang dibongkar adalah kuburan ibu Supriyanto, gurunya.
"Memang bau. Tapi kan demi teman, apalagi beliau juga menjadi penasehat spiritual saya," kata Iswanto.
Supriyanto dan dua temannya saat ini ditahan di Mapolsek Kedu. Mereka ditahan karena membongkar makam dan menyimpan mayatnya di rumah Supriyanto. Polisi masih terus mendalami kasus langka ini untuk mengetahui motifnya.
Supriyanto membongkar makam setelah bermimpi ditemui seseorang yang berpesan agar mengambil mayat Parimah saat 40 harinya. Mimpi itu kemudian dianggap sebagai wangsit.
Parimah meninggal dunia pada 14 April 2016 lalu dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat. Pada hari ke-40 kematian Parimah, Supriyanto membongkar makam ibu kandungnya itu dan menyimpan jasadnya di rumah.
"Hasil pemeriksaan sementara, mayat itu akan dihidupkan lagi. Supriyanto meyakini mayat ibunya itu akan hidup lagi," kata Kapolsek Kedu, AKP Sri Haryono.
Advertisement