Liputan6.com, Serang - Sebuah desa bernama Sindang Mandi di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, masih terisolir pascalongsor dan banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut pada Senin 25 Juli lalu sekitar pukul 02.00 WIB.
Alat berat pun dikerahkan membersihkan jalan dari lumpur dan timbunan material longsor. Saking tebalnya timbunan, akses jalan itu pun putus dan tak bisa dilewati, bahkan dengan kendaraan roda dua sekalipun.
"Sementara ini akses jalan masih terputus. Kendaraan masih tertahan. Warga terpaksa menuju kampung lainnya dengan berjalan kaki," kata Kapten Infantri Sumarna, Komandan Rayon Militer (Danramil) Anyer, saat ditemui di lokasi bersama anggotanya yang membersihkan material longsor secara manual, Selasa (26/7/2016).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Akibat tertimbun longsor, puluhan rumah dikabarkan hancur rata dengan tanah. Bahkan, aparat TNI bersama warga masih kesulitan membersihkan material longsoran berupa lumpur, tanah, batu dan kayu berukuran besar secara manual. Terutama guna membuka akses jalan bantuan sembako dan lainnya kepada penduduk setempat.
"Perlu alat berat ke sini. Namun masih ada kendala puing batu dan kayu besar," ia menuturkan.
Bantuan Mengalir
Sedangkan pihak PT Angkasa Pura (AP) II memberikan bantuan sebanyak 1.000 makanan siap saji, 1.000 selimut dan air mineral sebanyak 50 boks dengan nominal Rp 90 juta berharap agar bantuannya dapat segera didistribusikan kepada para korban longsor dan banjir bandang yang membutuhkan.
"Ini dari dana CSR (corporate social responsibility), jadi kami memang menganggarkan untuk bencana. Pembagiannya yang tahu bapak-bapak di sini," kata Wandi Anhar, Vice Presiden CSR PT AP II, usai memberikan bantuan bagi korban banjir dan longsor di rumah dinas Gubernur Banten, Kota Serang, Selasa ini.
Gubernur Rano Karno kemudian memanggil Ino S Rawita, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Banten untuk segera mendistribusikan logistik kepada para korban yang membutuhkan.
"Ini makanan harus segera disajikan, untuk makan nanti malam. Yang disalurkan melalui saya, ada Pertamina dan AP II. Di Anyer juga ada beberapa perusahaan yang menyumbang," ujar Rano.
Menurut Rano, saat ini para korban sangat membutuhkan makanan. Meski beberapa rumah yang kebanjiran telah mulai dibersihkan oleh pemiliknya, mereka belum bisa memfungsikan dapurnya untuk memasak.
"Sekarang sangat butuh makan, dapur umum sangat bermanfaat. Di Anyer saja setiap kali makan harus 1.000 bungkus. Belum di Carita dan Labuan," Rano menegaskan.
Sebanyak 2.310 Rumah Rusak
Terkait banjir bandang dan longsor di Banten, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, ribuan rumah rusak akibat terendam. Terutama, setelah sebagian wilayah Banten dilanda banjir sejak dua hari lalu.
"Tim BPBD Kabupaten Serang telah melakukan assesment ke TKP dan Tim BPBD Kabupaten Serang mengirimkan kebutuhan korban terdampak berupa tenda pengungsi, logistik dan kebutuhan lainnya," ucap Sutopo dalam keterangan tertulis, Selasa (26/7/2016).
Menurut Sutopo, banjir menerjang sejak Minggu 24 Juli lalu sekitar pukul 21.25 WIB. Namun, hingga Selasa sore tadi sekitar pukul 17.00 WIB, banjir hanya surut sebagian.
Sutopo mengungkapkan, wilayah terdampak banjir di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, meliputi 26 kampung atau desa. Yakni, Desa Mekarsari, Kampung Sawah, Kampung Subari, Kampung Pengaduan, Kampung Gudang Kopi, Kampung Kubar II, Desa Anyar, Kampung Sring, Desa Sindang Karya, Desa Sindang Mandi, Kampung Bengras, Kampung Garung Sierih, Kampung Garung Sibudian, Kampung Sibudian, Kampung Garung, dan Kampung Garung Sawah Wetan.
Selanjutnya, Kampung Garung Sipedang, Kampung Sawah Garung, Desa Cikoneng, Kampung Cikoneng Batu Gempur, Kampung Tegal Doh, Kampung Sepur Umbul, Desa Grogol Indah, Kampung Cidohok, desa Kosambironyok, dan Desa Bandulu.
Pembersihan Material Longsor
"Untuk banjir dan longsor di Kabupaten Pandeglang (Kecamatan Labuan dan Kecamatan Carita), kondisi sudah semakin kondusif. Hari ini dilakukan upaya pembersihan lumpur yang menimbun jalan, sehingga sudah bisa dilewati oleh kendaraan meskipun satu arah," Sutopo menambahkan.
Rincinya, menurut Sutopo, sebanyak 2.310 rumah rusak akibat terendam, 202 di antaranya mengalami rusak berat. Bahkan 52 rumah dinyatakan hilang karena sudah rata dengan tanah.
Tak hanya menerjang permukiman, banjir bandang turut merusak 594 hektare sawah dan 11 sekolah. Selain itu, dua jembatan putus, satu mobil dan empat sepeda motor hilang. Banjir bahkan mengakibatkan Bendungan Cidemang jebol.
"Masih terdapat genangan di beberapa tempat. Hal tersebut lebih disebabkan oleh air yang tidak dapat mengalir keluar. Besok (Rabu 27 Juli 2016), rencananya beberapa tanggul akan dijebol guna mengalirkan air-air tersebut. Sementara untuk warga terdampak (pengungsi) sudah kembali ke rumah masing-masing," Sutopo menandaskan.
Advertisement