6 Desa Rusak Parah Akibat Gempa Dompu

Gempa 5,7 SR di Dompu, NTB, mengakibatkan 682 rumah rusak.

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 02 Agu 2016, 22:02 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2016, 22:02 WIB
Gempa Dompu mengakibatkan rumah penduduk rusak.
Gempa Dompu mengakibatkan rumah penduduk rusak. (BNPB)

Liputan6.com, Dompu, NTB - Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) terus mendata dampak gempa bumi berkekuatan 5,7 skala Richter di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 22 kilometer --sebelumnya BMKG menginformasikan 5,6 SR di kedalaman 18 km. Lindu yang berpusat di 63 km barat laut Dompu ini terjadi pada Senin 1 Agustus 2016 pukul 07.40 Wita.

"Data sementara terdapat 682 unit rumah rusak, yaitu 91 rumah rusak berat, 85 rumah rusak sedang, dan 516 rumah rusak ringan. Selain itu, gempa menyebabkan empat orang luka ringan, bangunan fasilitas umum enam rusak berat, 11 rusak sedang, dan 10 rusak ringan," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Selasa (2/8/2016).

Menurut Sutopo, daerah yang mengalami kerusakan akibat gempa Dompu terdapat di enam desa yakni Desa Nangamero, Kadindi Barat, Pekat, Calabay, Kadindi Timur, dan Desa Karumbu di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu.

Sejauh ini upaya penanganan darurat masih berlangsung. Unsur kecamatan, polsek, koramil, puskesmas di Kecamatan Pekat, bergotong royong membersihkan atau menolong warga setempat. Seiring dengan itu, petugas BPPD Kabupaten Dompu dan unsur SKPD mendata dan memberikan bantuan makanan siap saji bagi korban gempa Dompu.

"Posko dan dapur umum telah didirikan. Rapat koordinasi lapangan dipimpin oleh Wakil Bupati Dompu dihadiri oleh Kapolres, Dandim, BPBD Dompu, Disos Dinkes, dan unsur Kecamatan Pekat. Telah disalurkan ke masyarakat 150 dus mi instan dan 1.150 kilogram beras," Sutopo menuturkan.

Sementara itu, aktivitas Gunung Rinjani dengan puncak kawah Barujari tetap normal. Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan.

"Tidak ada erupsi susulan setelah sebelumnya meletus mengeluarkan abu vulkanik. Bandara Internasional Lombok juga sudah beroperasi normal sejak Selasa (2/8/2016) pukul 08.00 Wita," ujar Sutopo.

"Otoritas bandara telah membersihkan abu vulkanik di bandara. Aktivitas penerbangan telah normal kembali," Sutopo menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya