Liputan6.com, Bandar Lampung - Kapolda Lampung Brigjen Sudjarno mengatakan personel kepolisian akan menjaga setiap gereja di Lampung saat perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Setiap gereja akan kami jaga dan personelpun disesuaikan dalam perayaan Natal dan Tahun Baru," kata Sudjarno seperti dilansir dari Antara, di Bandar Lampung, Jumat, 16 Desember 2016.
Dia mengatakan, dalam perayaan Natal 2016 ini Polda Lampung akan menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah pihak yang berkaitan saat pengamanan Natal dan Tahun Baru.
Advertisement
"Kami akan menyiapkan personel dan disesuaikan keperluan sebab yang dijaga seluruh titik penting," kata dia.
Ia melanjutkan, Polda Lampung akan membentuk tim untuk menangani ancaman-ancaman tertentu, di antaranya ancaman teror atau tindakan-tindakan lain yang membahayakan para jemaat.
"Terdapat 676 gereja besar dan kecil di Provinsi Lampung yang mendapatkan pengamanan pada perayaan Natal dan Tahun Baru," kata Sudjarno.
Sementara di Kepulauan Riau, Kapolda Kepri Brigjen Sam Budigusdian mengatakan akan memaksimalkan personel yang ada untuk memastikan tidak ada gangguan pada persiapan Hari Raya Natal 2016 hingga Tahun Baru 2017.
"Sebanyak dua pertiga kekuatan Polda Kepri dan jajaran akan diturunkan dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat," kata Sam di Batam, juga dilansir dari Antara.
Ia mengatakan, fokus pengamanan adalah gereja, pelabuhan, bandara, pusat-pusat keramaian yang ada di Batam dan wilayah lain di Kepri.
Baca Juga
"Selain anggota patroli juga akan dibentuk posko-posko pada lokasi dianggap perlu. Untuk pengamanan gereja disesuaikan dengan jamaah yang ada pada masing-masing gereja," kata Sam.
Antisipasi terorisme, kata dia, juga masih menjadi salah satu perhatian utama mengingat baru-baru ini ditangkap sejumah terduga teroris pada beberapa wilayah lain.
"Pengawasan terhadap keluar masuk orang melalui bandara atau pelabuhan juga akan semakin diperketat. Sehingga suasana tetap aman dan kondusif," kata dia.
Kapolda juga meminta masyarakat tidak mudah percaya terhadap berita atau informasi di media sosial karena banyak yang bertujuan menyesatkan dan memecah belah persatuan bangsa.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak termakan isu-isu hoax, provokasi dari orang-orang tidak dikenal dan tidak bertanggung jawab," kata Sam.