Liputan6.com, Yogyakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI)Â Daerah Operasi 6 mulai mengintensifkan penataan trotoar atau pedestrian Jalan Pasar Kembang, biasa disingkat Sarkem, di Kota Yogyakarta.
Belasan pedagang kaki lima (PKL) yang menempati trotoar sisi utara pintu selatan Stasiun Yogyakarta membongkar kiosnya sendiri, Senin (26/12/2016).
Sekalipun sudah menerima uang sebagai bentuk tali asih dari PT KAI, para pedagang sebenarnya tampak enggan membongkar tempat yang menjadi sumber mata pencaharian mereka.
Advertisement
Wagimin, salah satu penjual soto yang sudah membuka kios selama 32 tahun mengaku mendapat ganti rugi Rp 1,3 juta. Sebenarnya, penertiban ini tidak sesuai dengan harapannya.
"Harapan kami, KAI menyediakan tempat (relokasi), tetapi kalau tidak mampu ya sudah," tutur dia kecewa.
Baca Juga
Semula dia berpikir, PKL yang menempati trotoar akan diberi tempat relokasi baru untuk berjualan. Timbal baliknya, pedagang akan menyewa lahan baru tersebut sesuai dengan nilai yang disepakati.
Pedagang asal Wonosari itu belum memiliki rencana pasca-penertiban trotoar. Pasalnya, mencari lokasi baru untuk berjualan juga tidak mudah.
Kepala Daop 6 PT KAI Hendy Helmy mengatakan penataan trotoar di sepanjang Jalan Pasar Kembang sudah direncanakan sejak lama. "Hari ini baru terealisasi dan kami lakukan bertahap," ucap dia.
Menurutn Hendy, mekanisme penertiban bertahap perlu dilakukan supaya proses berjalan lancar, damai, dan kondusif. Salah satu bentuk situasi terkendali adalah pembongkaran kios dilakukan sendiri oleh para PKL.
Pada penertiban tahap pertama ini dilakukan pembongkaran 13 kios dan enam kios lainnya menyusul. Lokasinya baru meliputi ujung pintu masuk timur sampai ke persimpangan pintu selatan.
"Nantinya penertiban dilakukan dari sisi barat Malioboro sampai Jlagran," kata Hendy. Melalui penertiban ini, tutur dia, kondisi trotoar lebih luas sehingga bisa diperlebar menjadi 5 sampai 6 meter.
Ia menambahkan KAI juga tidak memberikan lahan relokasi kepada pedagang, melainkan memberi uang sebagai tali asih yang besarannya sesuai dengan ukuran kios masing-masing.
Sebelumnya, Manajer Humas Daop 6 PT KAI Eko Budiyanto mengatakan penataan dilakukan seiring dengan penataan pedestrian Malioboro. Tujuannya, supaya lingkungan tertata dan stasiun bisa terlihat dari jalan utama.
Selama ini, kondisi sisi barat Stasiun Yogyakarta tertutupi pedagang dan pelaku usaha di tepi jalan. Dengan penataan, hotel di kawasan Pasar Kembang juga lebih tampak dan rapi sehingga mendukung iklim pariwisata di Jogja.
Penataan kawasan Stasiun Yogyakarta juga dilakukan di halaman stasiun. Selama ini di halaman dalam ditempati oleh usaja ekspedisi, mini market, dan warung makan. Mereka melakukan kontrak dengan kantor pusat dan rencananya tidak bisa diperpanjang.
Areal itu akan dirombak menjadi ruang tunggu penumpang. "Penataan tidak pilih kasih, demi kepentingan masyarakat," kata Eko.