Liputan6.com, Brebes - Euforia Om Telolet Om dapat diekspresikan dengan berbagai cara yang unik dan menarik. Salah satunya dengan cara berteriak dan berdiri di tepi jalan sambil memegang kertas bertuliskan "Om Telolet Om... Boleh?"
Namun, siang itu sejumlah pemudik lokal pengendara sepeda motor saat melintas di jalur pantura Pemalang, Jawa Tengah, ternyata punya cara yang cukup unik berburu Om Telolet Om.
Cara itu dengan membuat tulisan "Om Telolet Om" di kertas untuk kemudian ditempelkan di bagian belakang ransel miliknya. Mereka meminta suara klakson telolet tanpa harus berteriak.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, untuk mendapatkan klakson berbunyi telolet, dua pemudik pengendara sepeda motor itu berusaha mendahului jika melihat bus melintas. Dengan harapan sang sopir pun dapat melihat tulisan "Om Telolet Om" dan membunyikan klakson.
Baca Juga
Aksi unik cara memburu Om Telolet Om itu pun sempat mencuri perhatian pengguna jalan. Maklum, beberapa hari ini, lalu lintas kendaraan di jalur pantura padat lantaran memasuki libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Advertisement
Dari pemantauan Dinas Perhubungan Brebes, selama arus Natal, jumlah kendaraan yang keluar dari Exit Tol Brebes Timur adalah 25.823 sepeda motor, 16.429 mobil pribadi, 1.272 MPU atau bus kecil, dan 2.851 bus besar.
Sebelumnya terekam fenomena demam Om Telolet Om menjangkiti petugas di di Tol Gate Brebes Timur (Brexit). Sejumlah petugas kepolisian saat sedang berjaga berteriak "Om Telolet Om".
Tak lama berselang, sang sopir bus pun membunyikan klakson yang berbunyi Telolet...Telolet. Mendengar bunyi suara klakson Telolet itu beberapa petugas polisi tertawa.
Aksi itu terekam dalam dua video berdurasi sekitar 30 detik yang menjadi viral di Instagram dan Facebook. Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, video itu pertama kali diunggah oleh pemilik akun instagram bernama arifian_zeronine.
Sejarah Perburuan Telolet
Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, pemburu klakson telolet bagi anak-anak di sepanjang pantura barat mulai dari ujung Brebes-Tegal-Pemalang-Pekalongan hingga Batang ternyata sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.
Tepatnya di awal 2014, saat itu segelintir anak-anak pantura sudah mulai melakukan "Om Telolet Om". Berbekal telepon seluler berkamera resolusi VGA, anak-anak itu memburu klakson ratusan bus yang setiap hari melintas di jalur pantura.
Biasanya, mereka mulai memburu suara klakson telolet di sore hari mulai pukul 16.00 WIB hingga menjelang Magrib. Jika libur sekolah ataupun liburan panjang, sejak pagi hingga malam anak-anak pantura memburu klakson telolet.
Demam Om Telolet Om berlanjut sekitar pertengahan 2015 hingga awal 2016. Pemburu klakson telolet pun semakin banyak. Tak hanya anak-anak, para remaja hingga dewasa juga melakukan hal serupa.
Sedangkan, lokasi yang dijadikan tempat untuk berburu klakson telolet untuk daerah pantura Brebes biasanya berada di sepanjang Jalan Kaligangsa atau perbatasan Brebes Kota-Tegal Kota.
Kemudian di jalur pantura Tegal, mereka berburu klakson telolet di Jalan Suradadi. Kemudian di Pemalang, para pemburu klakson telolet itu dilakukan di Jalan Petarukan-Comal.
Memasuki wilayah Pekalongan, biasanya mereka berkumpul di sejumlah titik jalan protokol pantura atau di dekat perempatan. Seperti Jalan Ponolawen, depan Stasiun Pekalongan dan sebelum memasuki Terminal Pekalongan dari arah barat atau Jakarta.
Selanjutnya di wilayah Batang, anak-anak itu berburu klakson telolet di jalur pantura yang berada di depan alun-alun, Jalan Raya Subah dan Alas Roban.
Advertisement
Pengalaman Pertama Berburu Telolet
Budiman (42), seorang warga Batang, Jateng, mengaku aksi pemburu klakson telolet di sepanjang jalur pantura barat memang sudah menjadi pemandangan yang berbeda unik dan menarik.
Sejak tiga tahun terakhir, ia acap kali melihat aksi bocah-bocah pantura yang memburu klakson telolet.
"Setiap dua minggu sekali saya pulang-pergi dari Jakarta-Batang. Sering kali memang mendapati anak-anak pantura sambil pegang ponsel (telepon seluler) di pinggir jalan berteriak 'Om Telolet Om'," ucap Budiman, Minggu, 25 Desember 2016.
Awalnya, ia menilai aksi bocah pantura pemburu klakson telolet itu norak ataupun tidak mengasyikkan dan cenderung membahayakan diri sendiri.
"Memang saya awalnya enggak respek. Kenapa juga mau-maunya di pinggir jalan berdiri banyak debu teriak-teriak seperti itu. Apalagi, bawa ponsel merekam suara klakson. Kurang kerjaan saja bocah-bocah itu," ujar Budiman.
"Tapi, setelah beberapa saat kemudian saya pun mulai mengetahui kenapa mereka mau seperti itu. Ternyata mereka bahagia jika mendapatkan suara klakson telolet," dia menambahkan.
Karena penasaran, ia pun bertanya-tanya kepada rekan-rekan kerjanya ataupun temannya apa yang membuat bahagia menjadi pemburu suara klakson telolet.
"Saat itu ada teman saya dari Jepara bilang, kalau mau tahu gimana merasakan bahagianya menjadi pemburu klakson telolet itu harus mencobanya langsung. Katanya saya suruh coba sendiri di pinggir jalan sambil pegang ponsel minta klakson telolet," kata dia.
Budiman pun bergegas untuk mencobanya ikut berburu klakson telolet, dengan memegang kamera handphone miliknya dan kertas bertulis "Om Telolet Om".
"Awalnya agak susah dapatkan suara klakson telolet itu. Kadang pas bus lewat tidak bunyikan klaksonnya. Kadang ada juga bus yang klaksonnya suaranya biasa aja bukan telolet. Tapi, pas sudah dapat suara klakson telolet memang perasaannya seketika tertawa ria dan langsung plong. Kok bisa senang dan bahagia begini ya, dan ada rasa kepuasan tersendiri bisa abadikan suara telolet," ia mengungkapkan.
Ada Kawasan Telolet
Atas kepopuleran Om Telolet Om hingga kini, jajaran Satlantas Polres Brebes pun membuat zona Kawasan Telolet yang berada di pintu masuk Brebes Timur atau Brebes Exit (Brexit).
Adapun kawasan Telolet ditandai dengan sebuah poster berukuran sekitar 1,5 x 1,5 meter yang ditempatkan di tepi jalan pantura dari arah Semarang-Jakarta sebelum memasuki pintu Tol Brexit.
Menurut Kasatlantas Polres Brebes AKP Arfan Zulkhan Sipayung, selain untuk memberikan hiburan kepada masyarakat, kawasan Telolet itu juga sebagai pengingat kepada pengendara lainya agar tetap siaga saat mengemudikan kendaraannya selama di jalan.
"Kawasan Telolet ini untuk menghibur masyarakat, karena masih booming dan menjadi viral, makanya dengan cara seperti ini. Kendaraan utamanya bus yang melewati sini bisa membunyikan klakson teloletnya, sehingga membuat masyarakat pun senang dan bahagia," ucap Arfan Zulkhan Sipayung.
Selain menghibur, menurut Arfan, Zona Telolet juga diperuntukan sebagai tanda kepada pengendara lainnya agar tetap waspada dan tidak mengantuk saat mengemudikan kendaraan selama di perjalanan.
"Mau masuk Tol Brexit, klakson telolet dibunyikan, juga bertujuan untuk mengingatkan kepada pengendara yang bersamaan akan keluar Tol Brexit agar tidak mengantuk dan tetap fokus mengemudi," AKP Arfan Zulkhan Sipayung memungkasi penjelasan seputar Zona Telolet.
Â
Advertisement