Liputan6.com, Solo - Ratusan penarik becak dan ojek pangkalan di Kota Solo, Jawa Tengah, yang tergabung dalam elemen Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) menggeruduk balai kota setempat. Mereka menolak keberadaan ojek berbasis online beroperasi di Solo.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, ratusan penarik becak dan ojek pangkalan berkumpul di kawasan Plaza Sriwedari. Setelah itu, mereka konvoi menuju Balai Kota Solo. Selama perjalanan, para pendemo itu meneriakkan yel-yel menolak keberadaan ojek berbasis online.
Selain membawa poster yang bertuliskan kecaman keberadaan ojek online di Solo, mereka juga menggelar orasi. Dalam tuntutannya, mereka mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berani mengambil tindakan untuk melarang beroperasinya ojek online atau daring.
Baca Juga
Ketua FKKB Solo Sardi Ahmad mengatakan, sejak munculnya ojek online di Solo sejak beberapa bulan lalu, kini nasib penarik becak kian memprihatinkan. Bahkan, keberadaan becak mulai tergeser dengan beroperasinya ojek berbasis aplikasi online di Solo.
Advertisement
"Becak yang biasanya mangkal di mal, sekarang sudah sepi orderan karena kalah dengan ojek online. Teman-teman penarik becak menjerit dengan kondisi yang serba sulit seperti saat ini," ucap dia di Balai Kota Solo, Kamis (29/12/2016).
Saat ini, lanjut Sardi, pendapatan para penarik becak di Solo menurun drastis hingga mencapai 75 persen. Sekarang untuk memperoleh satu tarikan saja sudah kesulitan karena di mana-mana ojek online merebut konsumen becak.
"Bisa narik sekali saja sudah matur nuwun (terima kasih). Dengan kondisi pendapatan yang menurun ini untuk makan sendiri saja sulit, apalagi untuk memenuhi kebutuhan bagi anak dan istri. Ini realita sesungguhnya yang terjadi di lapangan‎," ujar dia.
Ia pun menyarankan agar ojek online hanya khusus jasa pengiriman barang, bukan angkutan penumpang. Adapun bila tuntutan tak dipenuhi, menurut Sardi, para penarik becak bakal menggelar unjuk rasa lebih besar lagi.