Liputan6.com, Yogyakarta - Moda transportasi kereta api sangat diminati masyarakat saat ini. Terlebih, jika ada rencana dibuka kembali jalur lama yang sudah mati seperti Yogyakarta-Magelang.
Triana, warga Yogyakarta, mengaku senang jika jalur lama kereta api Yogya-Magelang dihidupkan kembali. Sebab, ia selama ini hanya menggunakan bus jika menuju ke Magelang lantaran pilihan moda transportasinya terbatas. Dengan adanya rencana pembangunan jalur kereta api Yogya-Magelang, ia bisa memiliki pilihan lain.
"Jadi kalau selama ini hanya pakai bus kan bisa juga pakai kereta api. Tapi, enggak tahu rencana pembangunan jalur KA Yogya-Magelang kapan itu. Ditunggu sajalah," ucap dia di Yogyakarta, Rabu, 28 Desember 2016.
Baca Juga
Adapun Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini pemerintah sudah melakukan kajian terkait pembangunan jalur kereta api tersebut. Namun, Menhub memprediksi akan menggunakan jalur baru ketimbang membuka kembali jalur lama.
Advertisement
Hanya saja, ia masih menunggu investor yang berminat dalam proyek ini. Sebab, pembangunan jalur KA Yogya-Magelang ini dinilai sangat tinggi karena membutuhkan rel sepanjang sekitar 40 kilometer.
"Tetapi kita (Kementerian Perhubungan) lagi mau lihat, mau gunakan investor dalam atau luar negeri lagi kita jajaki. Kalau luar negeri belum ada," ujar Menhub di Stasiun Tugu, Yogyakarta, Selasa, 27 Desember 2016.
Â
Budi menghitung biaya pembangunan jalur KA Yogya-Magelang bisa tinggi. Sebab, pembangunan infrastruktur per kilometer mencapai Rp 400 milyar. Padahal, jalur KA yang akan dibangun mencapai sekitar 40 km. Karena tingginya biaya ini, imbuh dia, maka baru dapat direalisasikan paling cepat tahun 2020 atau 2021.
"Hitung saja. Tinggal kalikan Rp 400 miliar dengan 40. Besar sekali itu," kata Budi.
Bila memilih jalur lama, maka banyak hal yang harus dihadapi. Sebab, jalur kereta api Yogyakarta-Magelang yang sudah tidak dioperasikan sejak tahun 1978 susah diwujudkan. "Secara masalah teknis masih bagus yang lama, namun masalah sosial dan masalah hukumnya jauh lebih susah," Menhub memungkasi.