Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan peningkatan jumlah angkatan kerja di Agustus 2016 sebanyak 3,06 juta orang menjadi 125,44 juta orang. Penambahan angka tenaga kerja salah satunya diserap di sektor transportasi, yakni ojek online.
Kepala BPS Suhariyanto, atau yang akrab disapa Kecuk, mengatakan dari 189,10 juta penduduk usia kerja, sebesar 66,34 persen atau 125,44 juta merupakan penduduk yang bekerja di periode bulan kedelapan ini.
Sedangkan dibanding periode Februari 2016 yang 127,67 juta orang, realisasi angkatan kerja di Agustus ini mengalami penurunan.
"Jumlah 125,44 juta angkatan kerja naik 0,58 poin atau 3,06 juta orang dibanding periode yang sama 2015 sebanyak 122,38 juta angkatan kerja," ujar dia saat Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2016 di kantor BPS, Jakarta, Senin (7/11/2016). Â
Baca Juga
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, jumlah penduduk yang bekerja naik hampir di semua sektor bila dibandingkan Agustus 2015, kecuali sektor konstruksi. Peningkatan jumlah tenaga kerja terutama di sektor jasa kemasyarakatan sebanyak 1,52 juta orang (8,47 persen).
Kemudian sektor perdagangan sebanyak 1,01 juta orang (3,93 persen), serta sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi sebanyak 500 ribu orang (9,78 persen). Sementara sektor konstruksi berkurang jumlah tenaga kerjanya sebanyak 230 ribu orang (2,80 persen).
"Di sektor transportasi contohnya, ada kenaikan jumlah tenaga kerja karena ada angkutan ojek motor atau ojek online. Terutama di wilayah DKI Jakarta yang kenaikannya lumayan tinggi, orang yang bekerja di Gojek, atau ojek online lainnya," kata Kecuk.
Kenaikan jumlah tenaga kerja di sejumlah sektor ini, ia mengakui, sangat membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia, terutama di perkotaan. Jumlah orang yang menganggur di Agustus 2016 sebanyak 7,03 juta atau turun 530 ribu orang dalam kurun waktu setahun lalu yang realisasinya 7,56 juta orang.
"Jumlah 7,03 juta pengangguran ini bukan orang yang itu-itu saja, ada mobilitas yang lumayan tinggi. Ada orang yang tadinya bekerja, memutuskan tidak bekerja, misalnya ibu yang ngurus rumah tangga. Atau terjun ke sektor informal, sehingga yang menganggur tetap 7 juta, tapi orangnya bukan itu saja," ujar Kecuk. (Fik/Ahm)
Advertisement