Kisah 4 Jam Mencekam Terombang-Ambing Ombak di Laut Jailolo

Sebelum terombang-ambing ombak selama empat jam, kapal motor itu alami mati mesin tiga kali.

oleh Hairil Hiar diperbarui 30 Des 2016, 13:21 WIB
Diterbitkan 30 Des 2016, 13:21 WIB
Kisah 4 Jam Mencekam Terombang-Ambing Ombak di Laut Jailolo
Sebelum terombang-ambing ombak selama empat jam, kapal motor itu alami mati mesin tiga kali. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Liputan6.com, Halmahera Barat - Seluruh penumpang Kapal Motor (KM) Karamando yang tenggelam di tengah laut, depan Desa Tauro, Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Kamis, 29 Desember 2016, berhasil dievakuasi tim SAR setempat. Empat orang meninggal dunia dalam kecelakaan itu yang terdiri dari satu anak dan tiga dewasa.

Irma Gani, salah satu korban penumpang selamat, mengisahkan peristiwa mencekam yang dialaminya sebelum kapal itu benar-benar karam. Menurut Irma, kapal bertolak dari Pelabuhan Dufa-Dufa menuju Pelabuhan Jailolo sekitar pukul 09.30 WIT.

"Dalam perjalanan menuju Jailolo, kapal mengalami tiga kali gangguan pada mesin kapal  sehingga posisi kapal mogok, terapung dan hanyut dibawa ombak," ucap Irma saat disambangi Liputan6.com, kemarin.

Wanita 35 tahun itu mengatakan, kapal hanyut di atas laut kurang lebih 4 jam. Tepat di depan Tauro, Jailolo Selatan, lanjut dia, ombak terus menghantam kapal hingga bagian mesin kapal terlepas.

"Hantaman ombak itu mengakibatkan air masuk ke dalam kapal," ucap Irma.

Dalam kondisi genting, nakhoda KM Karmando La Musa memerintahkan seluruh penumpang dan anak buah kapal untuk memakai pelampung dan melompat keluar meninggalkan kapal.

Beberapa menit mengapung di tengah laut, kata dia, barulah datang bantuan dari Basarnas dan BPBD menggunakan empat unit speedboat dan dua kapal SAR.

"Saat tiba di TKP (tempat kejadian perkara), seluruh penumpang telah mengapung di tengah laut dan dalam upaya menyelamatkan diri," kata Kepala Basarnas Ternate Mustari di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate.

Pantauan Liputan6.com hingga malam tadi, upaya penyelamatan dan evakuasi para penumpang berakhir pukul 20.00 WIT. Jumlah korban yang berhasil dievakuasi ke RSUD Jailolo sebanyak 104 orang.

Sebanyak 38 orang menjalani rawat inap, sedangkan 61 orang rawat jalan. Empat orang lainnya meninggal dunia yang terdiri dari Monika Tude (50), Rizal Rikomahu (40), Syaikeh (8) dan Yuyun Sri W (32).

"Ketiga korban meninggal karena kelebihan meminum air," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat Zainudin.

Manifest Simpang Siur

Sementara itu, Mustari mengungkapkan hingga saat ini total jumlah penumpang masih simpang siur. Data manifest menyebutkan sebanyak 50 orang, sementara jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan sesuai data Syahbandar Jailolo sebanyak 110 orang.

"Begitu pula dengan total jumlah penumpang sesuai data yang telah dievakuasi ke RSUD 103 orang," kata Mustari.

"Inilah yang membuat kami kebingungan ketika melakukan pencarian dan evakuasi korban penumpang karena data manifest yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang berhasil dievakuasi," imbuh dia.

Mustari berharap tidak ada lagi korban yang hilang. "Kalaupun tidak ada berarti seluruh penumpang sudah dievakuasi. Kalau jumlahnya itu sekarang sudah 103 orang, termasuk korban meninggal," kata Mustari memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya