Liputan6.com, Yogyakarta - Mbah Djoyokardi adalah seorang pria berusia 83 tahun asal Lamongan, Jawa Timur. Dalam usia senjanya, ia yang sudah ditinggal istri masih dibebani merawat Indah (15), putri angkatnya, yang menderita disabilitas intelektual.
Mbah Djoyokardi menuturkan, selama 20 tahun membangun rumah tangga bersama sang istri, ia tidak dianugrahi seorang anak. "Akhirnya, saya bersama istri sepakat untuk mengadopsi seorang bayi perempuan yang telah ditinggal mati oleh orangtuanya," tutur Mbah Djoyokardi usai pemutaran film pendek hasil karya siswa-siswi SMA Khadija Surabaya, Minggu, 22 Januari 2017.
Mbah Djoyokardi mengatakan, saat Indah mulai beranjak dewasa, ia ditinggal sang istri yang wafat lebih dulu. Sejak itulah, ia merawat Indah sendirian. Sehari-hari, ia memandikan dan menyuapi putrinya, sembari bekerja di sekitar rumah.
"Dan pada malam hari, sebelum Indah tidur, saya mengajari Indah menulis," kata Mbah Djoyokardi.
Baca Juga
Mbah Djoyokardi berharap dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberikan umur panjang supaya bisa tetap merawat Indah sampai besar nanti. "Mudah-mudahan Indah bisa menjadi anak yang pintar sehingga dia nanti bisa merawat saya," ujar Mbah Djoyokardi.
Perjuangan Mbah Djojokardi diapresiasi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menurut Mensos, tekad Mbah untuk merawat putri angkatnya menjadi potret pentingnya membangun kepedulian sosial.
"Pentingnya kita meningkatkan solidaritas sosial dan dari seorang Mbah Djoyokardi, kita diingatkan pentingnya tanggung jawab antarsesama," ujar Mensos.