19-1-1988: Karya Pria Disabilitas Diakui Panggung Sastra Dunia

Christopher Nolan mengalami kelainan fisik. Ia tak bisa bicara bahkan menggerakkan beberapa bagian tubuhnya.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 19 Jan 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2017, 06:00 WIB
Membaca Buku
Ilustrasi belajar

Liputan6.com, London - Christopher Nolan, namanya. Ia lahir ke kedua dengan sejumlah keterbatasan, tak bisa bicara bahkan tidak mampu menggerakan beberapa bagian tubuhnya.

Kelainan fisik tersebut terjadi akibat insiden saat Nolan lahir. Dalam istilah medis, kondisi yang dialaminya dikenal dengan istilah medis, cerebral palsy.

Kendati lahir tidak sempurna, Nolan sama sekali tidak pernah patah arang. Pada 19 Januari 1988, ia dianugerahi penghargaan Whitbread Book of the Year.

Pria asal Dublin ini diganjar penghargaan bergengsi tersebut karena menulis buku biografi mengenai perjalanan hidupnya yang berjudul Under The Eye Clock.

Penghargaan tersebut diterima Nolan di London, Inggris. Selain penghargaan Nolan juga menerima hadiah uang sebesar 18.750 pound sterling atau jika dikonversikan dengan uang rupiah saat ini Rp 308 juta.

Nolan menulis buku tersebut dengan bantuan sebuah tongkat yang ditempelkan di dahinya.

Lalu ia menggerakan tongkat tersebut untuk mengetik tulisan dalam bukunya. Tentu saja apa yang ia lalui sama sekali tak mudah. Tak semua orang bisa dan mampu menulis buku -- bahkan bagi mereka yang dianugerahi badan yang normal.

Pidato kemenangan Nolan, saat menerima penghargaan, dibacakan oleh sang ibu. Pria yang kala itu berusia 21 tahun mengaku sangat bersyukur bisa menerimanya.

"Rasanya saya ingin berteriak untuk menunjukan kegembiraan saya. Hati saya dipenuhi oleh rasa syukur," sebut Nolan dalam pidato yang dibacakan sang ibu, seperti dikutip dari BBC History.

"Anda sekalian harus menyadari bahwa sejarah telah tercipta. Seorang lumpuh punya tempat di panggung sastra dunia," paparnya.

Banyak pembaca yang matanya basah saat membaca Under The Eye Clock. Dalam buku itu, Nolan menceritakan bahwa saat lahir, ia mengalami kondisi kekurangan oksigen.

Akibatnya, otak kirinya rusak. Kondisi tersebut membuat kakinya tak bisa digerakkan. Untuk berjalan dia menggunakan tangan.

Semua kekurangan itu, bisa diatasi Nolan dengan tekad untuk terus belajar untuk mengembangkan kecerdesaannya walau dikepung keterbatasan.

Sementara itu di tanggal yang sama pada 1942, Tentara Jepang menduduki Burma. Negara itu saat ini bernama Myanmar.

Selain itu di 1977, kejadian aneh terjadi di Miami. Salju turun di wilayah sub tropis satu-satunya di Amerika Serikat. Peristiwa ini merupakan yang pertama dan tak pernah terulang lagi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya