Liputan6.com, Palembang Diki (30), salah satu korban insiden razia berdarah di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan (Sumsel) ini belum bisa dipulangkan ke Lubuk Linggau. Pengemudi mobil Honda City ini masih menjalani serangkaian penanganan medis di Rumah Sakit Lubuk Linggau.
Sebelumnya, salah satu korban selamat insiden razia berdarah itu juga sudah menjalani operasi pengangkatan peluru yang bersarang di perutnya.
Saat insiden razia berdarah pada Selasa siang, 18 April 2017, tembakan dari senapan Brigadir K, anggota Sabhara Polres Lubuklinggau ini melukai Diki dan ketujuh penumpang lainnya.
Advertisement
Diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto, pihaknya sudah mengetahui perkembangan kondisi Diki saat mendatangi Rumah Sakit (RS) dr Sobirin, Lubuk Linggau pada Minggu, 23 April 2017.
Baca Juga
Dari informasi dokter yang menangani korban, kondisi Diki sudah membaik dan kemungkinan tiga hari ke depan sudah bisa keluar dari ruang unit perawatan intensif.
“Karena di dalamnya (organ tubuh) lagi dioperasi, jadi makannya melalui hidung," ucap Agung kepada Liputan6.com di RS Bhayangkara, Palembang, seusai mengantar keberangkatan korban razia berdarah lainnya pulang ke Bengkulu, Selasa, 25 April 2017.
Hingga saat ini, menurut Agung, pihaknya belum menginterogasi enam korban yang selamat dari insiden maut itu. Jika kondisi sudah memungkinkan, penyidik akan mengunjungi kediaman saksi di Bengkulu untuk dimintai keterangan.
Agung mengatakan, penyidik akan melihat bagaimana kondisi para korban, termasuk kesehatan korban. Terlebih, salah satu korban masih menjalani penanganan medis yang cukup serius.
"Kalau sebatas saksi, akan kita datangi ke sana, lihat teknisnya nanti," ia mengungkapkan.
Sementara itu, empat korban razia berdarah yang dirawat di RS Bhayangkara, yaitu Novianti (30), Dewi (40), Genta (2) dan Gilang (8) sudah diperbolehkan pulang ke kampung halamannya. Wawan, suami Novianti pun turut mendampingi keluarganya pulang ke Bengkulu.
Ada dua mobil yang membawa korban beserta keluarganya menuju ke Desa Blitar, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Kendaraan korban juga akan dikawal oleh personel Polda Sumsel sampai ke tujuan.
Tangan Novianti dan Dewi sendiri masih diberi kain penyangga. Novianti terkena tembakan di bahu kiri, sedangkan Dewi mengalami luka tembak di bahu kanan. Keduanya juga sudah menjalani operasi di RS Bhayangkara, Palembang.
"Kesehatan Novi dan Dewi jauh lebih baik dan sudah diperbolehkan balik. Saya tanya dengan yang bersangkutan, mereka cepat ingin kumpul keluarga," Kapolda Sumsel membeberkan.
Kembali ke Palembang
Sebelum diizinkan pulang ke Bengkulu, keempat korban insiden razia berdarah sudah menjalani tes kejiwaan di RS Bhayangkara, Palembang.
Dari hasil tesnya, para korban tidak mengalami kondisi trauma berat usai kejadian. Terlebih Genta dan Galih yang sudah menjalani aktivitas seperti biasanya.
Namun untuk Novianti dan Dewi, pihak dokter mengingatkan agar tidak beraktivitas yang berat selama masa penyembuhan, terutama kegiatan yang melelahkan.
"Yang tangannya cedera, jangan banyak beraktivitas dulu, apalagi bawa bebat yang berat," ujar Kapolda Sumsel.
Kendati sudah diperbolehkan pulang, para korban razia berdarah ini akan dibawa kembali ke Palembang untuk menjalani kontrol kesehatan. Kapolda Sumsel pun berjanji akan memberikan pelayanan antar jemput korban dari Bengkulu ke Palembang.
"Pesan dokter, satu bulan ke depan kontrol kembali. Kami akan jemput ke Bengkulu, lalu antar ke sini (RS Bhayangkara, Palembang) dan melakukan kontrol. Setelah itu, akan diantar lagi ke Bengkulu,” kata Agung.
Untuk sumbangan yang akan diberikan ke para korban, Kapolda Sumsel mengatakan bahwa hal tersebut adalah kewajiban sesama umat Islam.
"Ya, tidak perlu disebutkan berapa jumlahnya," ucap dia.
Saat hendak memasuki mobil, Novianti sempat melempar senyum kepada para awak media. Saat ditanyakan tentang kondisi kesehatannya, wanita berjilbab ini mengatakan bahwa kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya.
"Saya sudah sehat," kata dia.
Advertisement