Ribuan Ikan Mendadak Sekarat di Sungai Berasap

Ribuan ikan sekarat muncul di permukaan Sungai Bedok Bantul seiring mengalirnya limbah dari pabrik gula.

oleh Yanuar H diperbarui 18 Mei 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2017, 14:30 WIB
Ironi Panen Ikan Sekarat di Sungai Bedok Bantul
Ribuan ikan sekarat muncul di permukaan Sungai Bedok Bantul seiring mengalirnya limbah dari pabrik gula. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ribuan ikan yang ada di Sungai Bedok, Kabupaten Bantul, Yogyakarta mendadak mati. Matinya ribuan ikan ini diduga akibat limbah yang dibuang salah satu pabrik gula di Yogyakarta yang sedang masa giling.

Triyono (42), warga Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, mengatakan limbah tersebut diketahui mulai mengalir sejak 04.30 WIB yang ditandai dengan warna air sungai berubah coklat kehitam-hitaman dan mengeluarkan uap. Selain itu, air sungai itu mengeluarkan bau yang tidak sedap dan jika air terkena kulit, terasa gatal.

"Air sungai terasa hangat dan mengeluarkan asap seperti kabut," ucapnya, Selasa, 16 Mei 2017.

Menurutnya, sekitar sejam setelah limbah itu mengalir, banyak ikan muncul di permukaan sungai dalam kondisi sekarat. Warga kemudian turun ke sungai untuk menangkap ikan yang sekarat dengan alat seadanya.

"Puluhan warga berjejer di pinggir sungai, bahkan turun ke sungai, meski air terasa gatal," ujarnya.

Triyono mengatakan setidaknya ada ribuan ikan yang sekarat dan mati diduga akibat limbah pabrik gula itu. Warga yang turun ke sungai setidaknya mampu memperoleh ikan minimal dua kilogram dalam kurun waktu satu jam. Bahkan, warga ada yang mendapatkan lebih dari 30 kg.

"Saya saja yang nangkap ikan pakai jaring kecil dapat dua kilogram. Apalagi, yang menggunakan jala besar pasti dapat banyak," ujarnya.

Sementara, Ichsan (30), warga lainnya mengatakan matinya ribuan ikan ini terjadi setiap masa giling pabrik tersebut berlangsung. Setiap limbah penggilingan itu dibuang, ikan sekitar juga ikut mati.

"Memang ekosistem banyak yang mati, namun warga justru senang karena panen ikan gratis dan ikan yang mati memang jenis ikan yang tidak tahan dengan limbah seperti ikan wader, patin dan ikan bersisik putih," ujarnya.

Ia mengatakan warga sudah memprotes hal itu kepada pabrik gula, namun protes itu selalu mentah. Pihak pabrik gula beralasan limbah yang dibuang tidak beracun dan tidak mematikan ikan.

"Di sisi lain, ternyata banyak petani yang butuh limbah pabrik gula yang akrab disebut blothong tersebut. Ini dilema bagi masyarakat sendiri," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup, Pemkab Bantul, Masharun menjelaskan pihaknya siap meneliti dengan turun di lapangan, terutama penelitian untuk mengetahui penyebab ikan mati.

"Ya nanti jelas kita akan komunikasi dengan pabrik yang bersangkutan ketika ikan mati tersebut akibat limbah pabrik gula yang kini sedang masa giling," ucapnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya