Liputan6.com, Bantul - Festival Layang-Layang Nasional 2017 menggandeng Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Adisutjipto, Yogyakarta, untuk pertama kalinya. Perhelatan yang diadakan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sejak kemarin hingga Minggu (9/7/2017), melibatkan 45 klub layang-layang dari seluruh Indonesia.
"Layang-layang termasuk dalam olahraga kerdigantaraan dan kami mengupayakan kegiatan ini menjadi embrio kegiatan yang bisa bernaung di Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) sebagai cabang olahraga kedelapan," ucap Marsma TNI Novyan Samyoga, Danlanud Adisutjipto, belum lama ini dalam jumpa pers di Media Center Lanud Adisutjipto.
Menurut dia, TNI AU perlu mengayomi kegiatan festival layang-layang. Sebab, layang-layang berasal dari Indonesia dan sebuah situs purbakala di Nusa Tenggara menggambarkan kebiasaan masyarakat bermain layang-layang.
Selain itu, layang-layang juga merepresentasikan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia. Artinya, layang-layang di satu daerah berbeda dengan layang-layang di daerah lain.
Baca Juga
"Selama ini olahraga layang-layang belum ada yang mengayomi dan kami harap dari Jogja ini bisa diikuti pangkalan TNI AU lainnya di Indonesia," kata Novyan.
Adapun Ketua Perkumpulan Pekarya Layang-layang Indonesia (Perkalin) Harry Cahya menuturkan, acara tahun ini merupakan festival tingkat nasional kelima yang diselenggarakan oleh Perkalin dengan dukungan penuh Dinas Pariwisata DIY.
Harry menyebutkan, ada lima kategori lomba, yakni layang-layang tradisional, layang-layang dua dimensi, layang-layang tiga dimensi, layang-layang tren naga, serta rokaku challenge. Selain perlombaan dalam kategori tersebut, lanjut dia, juga akan dilombakan layang-layang bertema Burung Garuda.
Advertisement
"Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, baik dari segi bentuk, warna, maupun hiasan lain dan aneka kreasi layangan dari daerah-daerah ini pada hari festival akan menyatu dalam satu langit, satu udara, satu angkasa satu dirgantara yang sama, yaitu dirgantara Indonesia," ujarnya.
Layang-layang bernuansa Garuda, tutur Harry, bertujuan sebagai simbol komitmen untuk terus menumbuhkan rasa kebangsaan dan meneguhkan Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Saksikan video menarik di bawah ini: