8 Sekolah di Yogya Tolak Imunisasi Campak dan Rubella

Bahan imunisasi campak dinilai tidak halal.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Jul 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2017, 17:30 WIB
Imunisasi Campak di Sekolah, Perlukah?
Imunisasi Campak di Sekolah, Perlukah?

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebanyak delapan sekolah berbasis agama dan pondok pesantren di Daerah istimewa Yogyakarta menolak imunisasi campak dan rubella yang diadakan serentak mulai Agustus mendatang. Sekolah setingkat SD dan SMP itu tersebar di Bantul, Sleman, dan Yogyakarta.

"Mereka beralasan imunisasi bahannya tidak halal, bisnis obat dari perusahaan obat, dan karena setiap orang punya kekebalan tubuh sendiri," ujar Muhammad Lutfi Hamid, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Rabu (26/7/2017).

Ia mengaku prihatin dengan kenyataan itu dan tetap berupaya melakukan sosialisasi serta memberi penjelasan kepada sekolah. Sekolah itu tidak mempertimbangkan virus berkembang.

Ia juga mengkhawatirkan alasan ideologis menjadi dasar utama penolakan, yakni menciptakan prasangka buruk kepada pemerintah. "Ini yang bahaya dari radikalisme," ucapnya.

Lutfi mengatakan penolakan tidak tertuang dalam surat resmi, akan tetapi sekolah menolak kedatangan tim imunisasi dari puskesmas. Ia berupaya melakukan pendekatan ke sekolah dan pondok pesantren untuk menjelaskan imunisasi merupakan kebutuhan dan bukan tren.

"Kami mencoba meminimalkan pergerakan mereka, apakah akan memberi peringatan, sanksi, dan sebagainya dipikirkan belakangan," kata Lutfi.

Sebanyak 10.384 sekolah dan posyandu di DIY menjadi sasaran imunisasi campak (measles rubella) pada Agustus-September mendatang. DIY menjadi provinsi pertama yang menerapkan imunisasi campak nasional 2017.

"Tujuannya menjadikan Indonesia bebas campak dan rubella pada 2020," ujar Pembajun Setyaningastuti, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Kamis, 20 Juli 2017.

Ia menyebutkan, pada Agustus imunisasi menyasar siswa dari tingkat pendidikan terendah sampai SMP. Ada 571.398 siswa dari 4.211 sekolah yang akan mendapat imunisasi campak. Sementara, pada September imunisasi campak menyasar 199.201 balita di 5.572 posyandu.

"Kami menargetkan 95 persen terpenuhi," ucapnya.

Dinkes DIY juga mencatat terjadi 176 kasus campak dan rubella pada 2016. Pembajun berharap Presiden Jokowi bisa hadir untuk membuka acara pada Agustus mendatang.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya