Ayo Bantu Aliya, Balita Cantik yang Lahir Tanpa Anus

Selain lahir tanpa anus, balita Aliya juga alami sesak dan penyumbatan usus. Balita cantik itu sering menangis kalau BAB.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 10 Okt 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2017, 17:00 WIB
balita tanpa anus
Pendamping PKH Sya'roni Karim saat mengunjungi Aliya balita tanpa anus di Geger Bangkalan

Liputan6.com, Bangkalan Nasib Aliya Rohmah, tak seberuntung balita pada umumnya. Aliya yang kini berusia 1 tahun terlahir tanpa anus, perutnya kian hari kian membuncit. Tak hanya itu, ia juga menderita sesak nafas dan usus besarnya mengalami penyumbatan sehingga BAB-nya tidak pernah lancar.

"Dia BAB lewat lubang kecil di atas miss V-nya, menangis kalau BAB," kata Pengurus Lembaga Sedekah Rombongan (SR) Kabupaten Bangkalan, Sya’roni Karim, Selasa, 10 Oktober 2017.

Karim menceritakan, kondisi ekonomi orangtua Aliya, masuk pada daftar orang tidak mampu di Desa Dabung, Kecamatan Geger. Fadli, ayah Aliya hanya sopir panggilan yang belum tentu dalam sepekan sekali mengantar pesanan ke pasar.

"Kalau tidak nyopir, kegiatannya nyabit rumput untuk pakan ternak. Ibu Aliya ibu rumah tangga biasa, aktivitasnya hanya ngemong Aliya," kisah Karim.

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah kayu berdinding seng dengan satu kamar, tanpa kamar mandi. Mereka mandi pakai drum plastik yang dikelilingi kain sarung sebagai sekat hanya agar tak terlihat dari luar.

Sejak lahir hingga usianya 1 tahun, bocah Aliya hanya sekali dibawa berobat ke RSUD Syamrabu Bangkalan saat usianya tiga bulan. Orangtuanya telah mencari hutangan ke sana kemari, agar balita itu dioperasi.

Tapi operasi urung karena faktor biaya, selain itu usia bocah Aliya masih terlalu muda. Dua bulan kemudian, Aliya dibawa lagi ke rumah sakit yang sama untuk dioperasi, namun operasi urung dilakukan karena saat itu Aliya sesak nafas, dokter tak berani ambil tindakan medis.

"Hanya dua kali, setelah itu tak pernah dibawa lagi karena tak punya biaya," ujar Karim.

Sementara itu, di keluarga Aliya hanya ibunya yang terdaftar sebagai peserta berobat gratis pemerintah yaitu KIS. Tapi hanya terdaftar saja, kartunya tak pernah sampai. Aliya sempat diupayakan berobat pakai fasilitas KIS milik ibunya, tapi ada kendala, KIS tak bisa digunakan orang lain meski statusnya anak.

"Andai bisa, kami akan upayakan kartu KIS ibunya, ternyata tidak bisa," ungkap dia.

Kini, orangtua Aliya hanya bisa pasrah dan berharap ada dermawan yang mau membantu biaya operasi anaknya. Biaya operasi balita itu diperkirakan mencapai Rp 7 hingga 7,5 juta.

Saksikan video pilihan berikut ini!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya