Digeruduk Emak-Emak, Wali Kota Batal Larang Transportasi Online

Wali Kota Balikpapan kembali mengaktifkan layanan transportasi online, asal...

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 19 Okt 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2017, 11:00 WIB
Emak-Emak Bawa Panci demi Transportasi Online Aktif di Balikpapan
Layanan transportasi online di Balikpapan dibekukan pemerintah setempat menyusul desakan penutupan oleh sopir angkutan konvensional. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Balikpapan - Ratusan emak-emak dari berbagai kalangan sempat menggelar demo menuntut beroperasinya kembali layanan transportasi online di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, 17 Oktober 2017, kemarin. Menjawab keresahan warga itu, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi angkat bicara.

Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan batal menutup operasional transportasi online di wilayahnya. Hal ini lantaran mempertimbangkan kebutuhan masyarakat akan alat transportasi yang nyaman dan terjangkau.

Dia menuturkan keputusan untuk tidak menutup operasional transportasi online diambil setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur.‎

Rizal menyatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan atau kemampuan menutup aplikasi online. Selain itu, menurut dia‎, pada dasarnya pemerintah pusat mendorong usaha berbasis online, asalkan sesuai dengan regulasi yang akan ditetapkan.

"Saya juga mendukung aspirasi warga Kota Balikpapan. Agar mendapatkan angkutan umum yang nyaman dan aman baik itu angkutan online roda empat atau angkutan umum konvensional," kata Rizal dalam keterangan resminya, Kamis (19/10/2017).

Pemkot memberikan kesempatan bagi transportasi online untuk beroperasi. Namun, penyelenggara transportasi online ini harus menyelesaikan perizinan terlebih dahulu.

"Untuk itu pemerintah kota lewat Dinas Perhubungan Kota Balikpapan mendorong angkutan umum online roda empat segera menyelesaikan perizinan sesuai regulasi sampai November. Alhamdulillah, saat ini sudah ada operator angkutan umum online Balikpapan melaksanakan pengurusan perizinan di provinsi," ujar dia.

Dia melanjutkan Dinas Perhubungan Provinsi akan memanggil operator taksi online yang belum melakukan permohonan perizinan untuk segera melakukan pengurusan Perizinan. Dia yakin dengan kebijakan tersebut, Balikpapan dapat menjadi contoh dan tolak ukur penerapan regulasi angkutan online roda empat di Kalimantan Timur.

"Jika ini bisa dilaksanakan, pemerintah daerah atau kota siap menjamin keamanan dan kenyamanan," Rizal memungkasi.

Keputusan yang ambil oleh Pemkot Balikpapan ini juga mendapat apresiasi dari perwakilan transportasi online, Gojek. Senior Vice President Public Policy and Government Relations GO-JEK Dimas Malikulkusno Utomo menyatakan kehadiran transportasi online di Balikpapan bertujuan untuk memberikan pelayanan transportasi yang lebih nyaman dan terjangkau bagi masyarakat.

"Kami mengapresiasi sikap walikota yang memperhatikan suara konsumen. Kami hadir dengan niat baik untuk melayani warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya," tutur Dimas.

Diberitakan sebelumnya, Pemkot Balikpapan, Kalimantan Timur, membekukan atau menutup sementara operasional transportasi online, seperti GoJek, Grab, dan Uber perwakilan daerah setempat. Penutupan sementara ini menyusul desakan sopir angkutan umum menuntut pembekuan seluruh layanan transportasi online Balikpapan.

"Kami akan melaksanakan kewajiban penindakan layanan transportasi online Balikpapan," ucap Kepala Dinas Perhubungan Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, Kamis (12/10/2017).

Sudirman menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim sudah menerbitkan surat pembekuan sementara layanan transportasi online pada September lalu. Pemprov Kaltim yang berwewenang menerbitkan perizinan layanan transportasi online di wilayahnya.

"Kita akan melakukan putusan surat Gubernur Kalimantan Timur penutupan sementara hari ini, karena memang sesuai kewenangan bahwa taksi online ini seluruh perizinannya ada di provinsi," ujarnya.

Aparat Balikpapan sudah mendatangi kantor perwakilan transportasi online serta memintanya agar menghentikan aktivitasnya.

"Kami bersama Satpol PP, kepolisian, dan DPRD secara bersamaan untuk menyampaikan hal ini kepada masing-masing manajemen taksi online," kata Sudirman.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Emak-Emak Bawa Panci demi Transportasi Online Aktif di Balikpapan

Transportasi Online
Ratusan sopir angkot menggelar demo menuntut penutupan transportasi online di Balikpapan. Foto: (Fany/CJA Energi Muda Pertamina)

Ratusan emak-emak dari beragam kelompok menggelar demo untuk menuntut agar layanan transportasi online kembali beroperasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, 17 Oktober 2017. Para emak itu membawa berbagai peralatan masak, seperti panci dan penanak nasi, sebagai presentasi hajat hidupnya terganggu.

Mereka menyampaikan aspirasinya di Kantor DPRD Balikpapan, yang sedang menggelar rapat paripurna bersama Pemkot Balikpapan. Saat aksi berlangsung, hanya belasan personel kepolisian yang berjaga didukung petugas Satpol PP Balikpapan dari dalam kantor DPRD.

Seorang emak sebagai perwakilan massa, Chita Wijaya, mengatakan layanan transportasi online sudah menjadi kebutuhan warga Balikpapan. Menurut dia, layanan transportasi online memberikan kenyamanan para penggunanya dalam segi kualitas kendaraan hingga transparansi tarif terjangkau bagi masyarakat.

"Berguna bagi pelajar dan para wanita dari kerawanan pelecehan seksual di transportasi umum," tuturnya.

Selain itu, Chita menyebutkan, keberadaan transportasi online mendukung perkembangan industri usaha kecil menengah masyarakat. Layanan pemesanan dan pengantaran makanan, memudahkan industri kecil memasarkan barang dagangannya.

"Berguna bagi industri rumahan milik ibu rumah tangga lewat jasa pengiriman pada konsumen," ujarnya.

Chita berpendapat, pemerintah daerah harus membiarkan konsumen menentukan pilihannya atas pilihan layanan transportasi online atau konvensional. Pemerintah daerah hanya berkewajiban melindungi hak-hak konsumen yang selama ini tidak disediakan transportasi konvensional.

"Apalagi mayoritas driver transportasi online Balikpapan adalah perempuan yang kerap diintimidasi sopir transportasi konvensional," ia menambahkan.

Sehubungan itu, Chita meminta Pemkot Balikpapan membatalkan pelarangan layanan transportasi online di masyarakat saat ini. Dia menyebutkan, pemerintah daerah harus mempermudah pengurusan izin operasional transportasi online di Balikpapan.

"Pemerintah daerah tidak boleh pilih kasih dalam melindungi transportasi online dan konvensional. Selama ini, warga tidak memperoleh kenyamanan dari transportasi konvensional, sehingga biarkan konsumen menentukan pilihannya sendiri," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya