Liputan6.com, Mimika - Untuk meredam gejolak yang ditimbulkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di kawasan Tembagapura, Papua, pemerintah bersama TNI/Polri lebih mengutamakan pendekatan persuasif.Â
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, saat ini pemerintah sedang mengupayakan dialog dengan para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat untuk mencari solusi mengatasi situasi yang ada di Tembagapura dan sekitarnya.
"Langkah yang kita lakukan adalah langkah persuasif, negosiasi dengan mengutamakan mencari solusi, berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat tokoh adat tokoh gereja dan lain-lain," ujar Kapolri di Ambon, Senin (13/11/2017).Â
Advertisement
Jenderal Tito yang pernah dua tahun menjabat sebagai Kapolda Papua ini memang sudah memahami apa yang diinginkan kelompok bersenjata, salah satunya persoalan ekonomi.Â
Sehingga pendekatan utama yang harus dilakukan pemerintah adalah soal kesejahteraan. Kapolri membenarkan, terkait adanya dinamika KKB di Papua, khususnya daerah Tembagapura, Utikini, dan Banti.
Baca Juga
"Saya mantan Kapolda Papua selama dua tahun waktu Papua masih satu provinsi jadi saya paham betul juga dengan kelompok-kelompok ini. Yang intinya motif mereka utamanya adalah masalah ekonomi. Maka dari itu pendekatan kesejahteraan yang kita lakukan," bebernya.
Hanya saja, jika upaya dialog mengalami kebuntuan, Kapolri menyarankan agar negara perlu mengambil tindakan-tindakan dalam rangka menegakkan kembali ketertiban keamanan dan penegakan hukum yang ada di Papua.
"Artinya ketika langkah-langkah persuasif tidak bisa ketemu atau deadlock. Maka tidak ada jalan lain negara perlu melakukan tindakan-tindakan dalam rangka menegakkan kembali ketertiban keamanan, dan penegakan hukum," Kapolri menegaskan.
Tito enggan menjelaskan secara spesifik langkah apa yang akan diambil ketika upaya persuasif deadlock. Yang pasti kapolri tengah menyiapkan pasukan gabungan dari Polri dan TNI untuk menindaklanjuti jika upaya persuasif mentok.
"Kita juga mempersiapkan pasukan Polri dan TNI di sana. Saya sudah berdiskusi dengan Panglima TNI," jelasnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Maklumat Kapolda Papua
Kapolda Papua, Irjen Polisi Boy Rafli Amar mengirim maklumat kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Senin pagi, (13/11/2017). Maklumat itu berisi perintah agar KKBÂ segera meletakkan senjata api sekaligus menyerahkan diri kepada aparat penegak hukum.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi AM Kamal mengatakan, maklumat itu disebar di Kampung Banti, Distrik Tembagapura menggunakan helikopter. Pihaknya bersama Kapolres Mimika, AKBP Victor Dean Mackbon turut menyebarkan langsung.
"Saya sendiri bersama Kapolres Mimika yang menyebarkannya dari udara menggunakan helikopter. Sesegera mungkin kalau sudah ada di tangan mereka maka tidak boleh melakukan hal-hal yang melanggar sebagaimana tercantum dalam maklumat itu," kata Kamal, dilansir Antara.
Ia mengatakan, penyebaran Maklumat Kapolda Papua itu berlangsung pada Senin pagi mulai pukul 08.45 WIT hingga pukul 10.00 WIT. Jumlah lembaran maklumat yang disebarkan di kawasan sekitar Kampung Banti itu sebanyak 1.500.
Dalam Maklumat Kapolda Papua Nomor: B/MKLMT/01/XI/2017 tanggal 12 November 2017, disebutkan bahwa berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api dan senjata tajam maka diperintahkan kepada seluruh masyarakat sipil yang menguasai, membawa, memiliki dan mempergunakan senjata api secara ilegal agar secepatnya meletakkan senjata api dan menyerahkan diri kepada aparat penegak hukum.Â
Kapolda juga memperingatkan kelompok tersebut agar tidak melanggar hukum seperti pengancaman, penganiayaan, perampokan, penjarahan, pemerkosaan, pembunuhan, dan perbuatan kriminal lainnya.
Sejak tiga pekan terakhir, KKB wilayah Tembagapura yang diperkirakan memiliki 35 pucuk senjata api dengan pengikut mencapai seratusan orang telah menguasai sejumlah perkampungan sekitar Tembagapura mulai dari Utikini Lama, Kimbeli, Waa-Banti, Opitawak hingga ke Aroanop.
KKB wilayah Tembagapura yang dipimpin oleh Ayuk Waker itu dituding sebagai dalang utama dari serangkaian aksi kekerasan di wilayah Tembagapura akhir-akhir ini seperti teror penembakan terhadap kendaraan dan fasilitas PT Freeport Indonesia, penembakan terhadap anggota Brimob, penembakan terhadap warga sipil, pemerkosaan dan lainnya.
Hingga kini diperkirakan sekitar 1.300 warga sipil masih terjebak di kampung-kampung itu. Mereka dilarang bepergian lantaran dijadikan tameng hidup oleh KKB untuk melakukan perlawanan kepada aparat keamanan.
Â
Advertisement