Perempuan dalam Kasus Pembunuhan Sopir Taksi Online di Bangkalan

Sopir taksi online yang menjadi korban pembunuhan berencana menikahi tunangannya tahun depan.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 05 Des 2017, 09:01 WIB
Diterbitkan 05 Des 2017, 09:01 WIB
Perempuan dalam Kasus Pembunuhan Sopir Taksi Online di Bangkalan
SN, tersangka pembunuh sopir taksi online di Bangkalan saat baru tiba di Mapolres Bangkalan, Senin, 4 Desember 2017. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Bangkalan - Mobil putih itu berhenti mendadak di halaman belakang Polres Bangkalan, Senin siang, 4 Desember 2017. Wartawan yang kebetulan melihat tak sadar, mobil itu ternyata berisi tersangka pembunuh sopir taksi online.

Wartawan baru curiga setelah penyidik Reskrim keluar dari mobil dan membuka bagasi. Seorang pemuda menyembul, wajahnya tampak meringis menahan sakit.

Setengah tergopoh, seorang polisi menyerahkan tongkat ke pemuda itu untuk bantu dia berjalan. Tampak tiga perban di kaki kanannya, satu membalut paha dan dua lainnya membalut betis dan sekitar mata kaki.

Kepala Satreskrim Polres Bangkalan, AKP Anton Widodo membenarkan pemuda itu terlibat pembunuhan Ali Gufron (23), sopir taksi online yang jasadnya ditemukan tergeletak di sawah Dusun Kal-kal, Desa Pangolangan, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Minggu, 26 November lalu.

"Data lengkapnya besok saja, Kapolres yang akan merilis," kata dia.

Informasi menyebut pemuda itu berinisial SN. Dia ditangkap di Desa Buluk Agung, Kecamatan Klampis.

Selain SN, tiga pelaku lain kabarnya juga telah ditangkap, satu di antaranya perempuan. Dua pelaku bahkan sempat kabur ke luar kota, tetapi ditangkap di Kabupaten Nganjuk.

"Pokoknya, data lengkap pembunuhan sopir taksi online akan dirilis besok, sekalian mau gelar prarekonstruksi di Kampung Kalkal," ujar dia.

Terungkap Berkat Media Sosial

Perempuan dalam Kasus Pembunuhan Sopir Taksi Online di Bangkalan
Penyidik Satreskrim Polres Bangkalan saat melakukan oleh TKP penemuan mayat di Burneh Bangkalan. Belakangan, jasad tersebut diketahui berprofesi sebagai sopir taksi online. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Nahas yang menimpa Ali Gufron bermula Sabtu, 25 November lalu. Sore itu, dia menerima order sewa mobil lewat aplikasi. Setelah dihubungi, pengorder minta diantar ke Bangkalan. Ali menjemput penumpangnya di kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya.

Esok harinya, Minggu pagi, 26 November, warga Kampung Kalkal, Desa Pangolangan, gempar. Ada jasad tergeletak di pinggir sawah. Posisinya terlentang, ada luka menganga di lehernya.

Sejam kemudian, polisi datang, melakukan olah TKP, tapi kesulitan mengungkap identitas jasad itu. Polisi tak menemukan tanda pengenal apa pun di saku korban. Pemeriksaan sidik jari melalui rekam data KTP elektronik pun nihil.

Dua hari kemudian, identitas korban baru terungkap. Polisi mengakui warganet jadi pahlawan, unggahan foto-foto jasad yang diunggah ke media sosial dan media online, ternyata dilihat teman korban. Dia lantas memberitahu tunangan korban untuk memastikan dugaannya.

Setelah tunangannya melihat, dia pun yakin. Sang tunangan kemudian memberi tahu keluarga.

Mereka kemudian mendatangi Mapolres Bangkalan Selasa dini hari untuk memberitahu bahwa jasad itu keluarganya, bernama Ali Gufron, warga Kedingding Lor, Kecamatan Kenjeran, Surabaya.

Maryamah, ibu korban menuturkan, anaknya baru delapan bulan jadi sopir taksi online, mobilnya masih kredit dan berencana menikahi tunangannya tahun depan. Ali juga masih berstatus mahasiswa jurusan tarbiyah di salah satu kampus di Surabaya.

"Habis terima order, dia pamit mau antar penumpang ke Madura. Tapi setelah itu tak bisa dihubungi, biasanya jam 10 malam sudah pulang," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya