Status Darurat Banjir Cirebon Diperpanjang

Status darurat banjir Cirebon Timur diperpanjang seiring dengan upaya rekonstruksi dan pemulihan pasca-banjir.

oleh Panji Prayitno diperbarui 05 Mar 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2018, 18:00 WIB
Status Diperpanjang, Pemda Cirebon Fokus Pemulihan Terdampak Banjir
Warga Cirebon Timur terdampak banjir sat dievakuasi Tim SAR gabungan TNI, Polri, maupun BPBD. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Pemkab Cirebon memperpanjang status darurat banjir di wilayah Cirebon Timur hingga akhir Maret 2018 mendatang. Plt Bupati Cirebon Selly Andriani Gantina mengatakan, status tanggap darurat tersebut sudah dua kali diperpanjang. Pertama dari 9 hingga 22 Februari, kedua pada 2 hingga 9 Maret.

"Status tanggap bencana ini hingga 18 Maret, jika intensitas hujan masih tinggi statusnya bisa diperpanjang lagi sampai akhir Maret," katanya, Sabtu, 3 Maret 2018.

Dia mengatakan, saat ini, Pemkab Cirebon terus berupaya merekonstruksi dan memulihkan kondisi warga terdampak banjir di Cirebon Timur. Tim SAR dari TNI menerjunkan 50 anggota membantu pemerintah daerah.

Saat ini, kata dia, Pemkab Cirebon tengah fokus pada pemulihan medis dan pemberian pemenuhan kebutuhan korban terdampak banjir. Status darurat banjir baru akan dicabut bila ada keputusan dari BMKG.

Dari data yang dihimpun, banjir yang terjadi di Cirebon Timur meredam lima kecamatan dengan total 9398 unit rumah. Dari jumlah tersebut, tercatat banjir merendam rumah di Kecamatan Losari sebanyak 278 rumah, Kecamatan Waled 1.306 rumah, Kecamatan Pasaleman 3.537 rumah, Kecamatan Pabedilan 1.388 rumah, dan Kecamatan Ciledug ada 2.889 rumah.

Korban terdampak banjir parah di wilayah Cirebon Timur sebanyak 10.649 kepala keluarga (KK), 43.268 jiwa. Terdiri dari 1.360 jiwa di Kecamatan Losari, 5.345 jiwa di Kecamatan Waled, 15.498 jiwa di Kecamatan Pasaleman, 6.493 jiwa di Kecamatan Pabedilan, dan 14.772 jiwa di Kecamatan Ciledug.

"Saat ini kami masih siap siaga mengingat status darurat banjir belum dicabut," ujar dia.

Ternak dan Sawah

Status Diperpanjang, Pemda Cirebon Fokus Pemulihan Terdampak Banjir
Kerugian akibat banjir Cirebon Timur mencapai Rp 5 miliar di peternakan dan pertanian. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Banjir yang menerjang berbagai wilayah di Kabupaten Cirebon beberapa waktu lalu menimbulkan kerugian hingga Rp 5 miliar di bidang pertanian dan peternakan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi merinci, nilai kerugian itu berasal dari tanaman padi seluas 471 hektare yang harus dilakukan replanting (tanam ulang). Perlakuan serupa juga harus dilakukan terhadap tanaman cabai merah seluas 40 hektare, bawang merah seluas enam hektare, dan tebu lima hektare.

"Kami sudah mengajukan bantuan untuk membantu para petani dan peternak yang menjadi korban," ujar dia.

Ali menyebutkan, kerugian juga berasal dari ribuan ekor ternak milik warga korban terdampak banji, yakni 1.182 ekor domba, 5000 ekor ayam petelor, 10 ribu ekor ayam buras, dan satu ekor sapi.

Ali mengaku, sudah meminta bantuan kepada pemerintah pusat untuk menolong para petani dan peternak korban banjir. Termasuk, kata dia, Pemprov Jabar dan Pemkab Cirebon.

Dia berharap, bantuan segera dicairkan agar dapat meringankan beban para korban. Seperti diketahui, banjir parah melanda hampir seluruh wilayah timur di Kabupaten Cirebon pada Jumat, 23 Februari 2018 lalu. Tak hanya merendam pertanian dan peternakan, banjir juga merendam ribuan rumah warga dan memaksa warga untuk mengungsi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya