Liputan6.com, Cirebon - Ade Diryanto (50), warga Desa Pilang Sari, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon tidak hentinya memanjatkan rasa syukur walau harus berbaring di atas kasur RS Permata Cirebon. Ia selamat dari sambaran petir mematikan pada Sabtu, 23 Maret 2018 lalu.
Warga Cirebon itu sempat dikira meninggal dunia oleh masyarakat setempat sesaat petir menyambar. "Saya sendiri sudah tidak ingat setelah kejadian itu tiba-tiba saya bangun sudah di rumah sakit," kata Ade, Senin, 26 Maret 2018.
Advertisement
Baca Juga
Dia menceritakan, saat itu, pada Sabtu pukul 13.00 WIB, dia bersama istri dan anaknya tengah duduk di sebuah warung dekat rumah. Ade menemani sang anak menyantap bakso, saat hujan kemudian turun dengan derasnya.
Disertai angin kencang dan petir yang berdentum keras, Ade tetap santai menemani anaknya menghabiskan bakso. "Tidak tahu saat posisi apa saya tiba-tiba tersambar petir dan kata istri saya tidak sadarkan diri," ujar dia.
Ade mengaku, tidak ingat kronologi kejadian petir menyambar kakinya hingga pingsan. Ia hanya ingat saat suara petir menggelegar, dia langsung mematikan gawainya dan memasukkannya ke dalam saku celana panjang.
Namun demikian, Ade mengaku tidak tahu sinyal gawai yang dimasukkan ke dalam saku celana masih hidup. "Ternyata matikan itu maksudnya jaringan datanya dimatikan, nah saya hanya dimatikan seperti mengunci android saja," kata dia.
Percikan Api
Istri korban, Yayah (47) kaget melihat suaminya tersambar petir. Saat kejadian itu, suaminya sempat terpental dan jatuh ke tanah dalam posisi sujud. Dalam keadaan panik, ia membopong suaminya ke dalam masjid dekat balai desa, tak jauh dari lokasi kejadian.
"Waktu itu, percikan api sisa sambaran petir masih nyala di jalanan," ucap Yayah.
Saat dibawa ke dalam masjid, warga mengira korban sudah meninggal dunia. Bahkan, beberapa warga ada yang sudah membawa beras untuk melayat sang suami. Namun, Yayah yakin Ade masih hidup sehingga dia meminta warga untuk membawanya ke rumah sakit.
"Untung ada ojek yang juga teman suami saya, minta tolong ke penumpang untuk turun dulu dan penumpangnya Alhamdulillah mau," tutur dia.
Yayah mengatakan, korban langsung mendapat penanganan serius di UGD Rumah Sakit Permata. Ia mengaku panik dan tidak bisa berpikir jernih khawatir nyawa sang suami tak tertolong.
Beberapa jam kemudian, tim petugas rumah sakit keluar dan menyatakan sang suami masih hidup. Yayah bersama sang anak tak hentinya menangis bersyukur sang suami masih diberi kesempatan hidup.
"Nangis terus tidak bisa berkata apa-apa hanya bersyukur dan berdoa terima kasih Allah masih diberi kesempatan hidup suami saya," ucap dia seraya berdoa.
Advertisement
Luka Bakar Serius
Hingga saat ini, korban Ade masih mendapat perawatan insentif dari petugas rumah sakit. Yayah mengaku belum mengetahui kapan sang suami diperbolehkan pulang.
Dari hasil pemeriksaan dokter rumah sakit, luka akibat sambaran petir yang menimpa Ade cukup parah. Bagian kanan tubuh korban rata-rata gosong akibat serangan petir akhir pekan lalu.
"Dari pipi kanan yang dekat telinga ke dada lalu tangan kanan dan sampai ke kaki bagian betis seperti melepuh tapi paling parah di bagian dada. Saya juga tidak tahu yang tersambar bagian kaki karena ponselnya juga mati total tidak ada sinyal," ujar dia.
Yayah juga menyebutkan, kondisi suami sempat menggigil kedinginan setelah mendapat penanganan dari tim medis. Hingga saat ini, ia masih menunggu hasil pemeriksaan medis terbaru sang suami.
"Kalu suami sudah semakin membaik tapi saya masih penasaran hasil medis terhadap suami saya," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini: