Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengumpulkan pelaku usaha di Yogyakarta, Kamis, 29 Maret 2018, malam. Sekitar 100 pelaku usaha kuliner, batik, perak, digital, otomotif dari beragam komunitas mendapat kesempatan berbincang langsung dengan Airlangga di Angkringan JAC Sompilan.
Saat pertama kali memberikan kesempatan kepada pelaku usaha untuk bertanya atau berpendapat, Airlangga langsung 'ditodong' oleh seorang pelaku industri kreatif otomotif Kustomfest bernama Aan.
Laki-laki itu senang karena Airlangga mendukung industri motor custom dan berjanji akan mendorong pelaku usahanya.
Advertisement
Baca Juga
"Kemarin Pak [Airlangga]( 3414491 "") sudah melihat Pak Jokowi naik motor custom Chopperland, kami juga ingin motor custom buatan Yogyakarta bisa diborong Pak Menteri," ujar Aan yang disambut gelak tawa hadirin.
Ia bahkan menambahkan guyonan berbau politis saat menawarkan motor custom kepada Airlangga.
"RI 1 sudah punya motor custom, masa calon RI 2 tidak punya motor custom," tuturnya yang membuat seluruh orang di ruangan tertawa.
Tidak berhenti sampai di sini, Aan juga mengundang Airlangga untuk membuka acara tahunan Kustomfest di Yogyakarta yang rencananya digelar pada 6-7 Oktober mendatang.
Â
Syarat Motor Custom yang Diinginkan Airlangga
Ditodong seperti itu, Airlangga tidak tinggal diam. Ia merespon permintaan anak muda itu.
"Ya kalau saya pesan warnanya mendekati kuning dan persneling otomatis karena kebiasaan pakai motor bebek," ucap Airlangga yang kembali memancing tawa hadirin.
Ia mendukung industri kreatif motor custom dan harus memenuhi standar laik jalan, seperti baja yang digunakan, ban luar, shockbreaker, lampu sein, spion, dan sebagainya.
Airlangga juga berjanji hadir membuka Kustomfest mendatang. "Insyaallah, saya datang, tolong tanggalnya dicatat," kata Airlangga.
Â
Advertisement
Bukalapak Jadi Contoh Kisah Sukses
Dalam pertemuan itu juga hadir komunitas pelapak Bukalapak di Yogyakarta. Airlangga mengaku kenal dengan pendirinya. Seseorang bernama Fajri alumni ITB dengan IPK 4.
"Ini jadi contoh success story, saat ini sudah ada empat juta pelapak, dengan 15 juta pengunjung, dan per lapak rata-rata penjualan Rp 40 juta. Silakan dihitung sendiri," ujarnya.
Ia menyebut Bukalapak sebagai Unicorn Perusahaan Start Up yang memiliki nilai di atas Rp 13 miliar. Indonesia memiliki empat perusahaan serupa dari 7 perusahaan unicorn se-Asia Tenggara.
Menurut Airlangga, fakta ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi mengembangkan Start Up. Memasuki Revolusi Industri 4.0 yang menjadi kunci adalah talenta.
Usaha ini juga memungkinkan orang menjual produk dalam skala kecil melalui digital platform, sehingga ongkos produksinya pun nol.
"Kalau sudah ada yg berhasil di Start Up jangan dicap kapitalisme, bagaimana pun dia memulai usaha dari kecil, bahkan dari indekos," kata Airlangga.
Â
Nostalgia di Yogyakarta
Menginjakkan kaki di Angkringan JAC Sompilan, Airlangga justru terkenang saat pertama kali datang ke Yogyakarta dan menetap di kota ini untuk kuliah. Dia bilang, interior ruangan ini persis dengan indekosnya saat itu.
"Dulu indekos saya juga dekat dengan sini di Magangan Wetan," ujarnya.
Ia malah bercerita pernah ada kejadian aneh dengan rumah indekosnya yang memiliki banyak pilar. Kala itu, Airlangga pulang dari kuliah.
Rumah indekos sepi dan ia melihat seorang laki-laki bertubuh besar duduk di dalam rumah. Ia tidak mengenal laki-laki itu dan ia bertanya kepada seseorang yang berada di rumah.
"Ternyata juga tidak kenal, setelah ditelusuri ternyata orang itu ingin mengambil barang (mencuri) tetapi bingung ketika masuk rumah dan tidak bisa menemukan jalan keluar," tuturnya.
Akhirnya, orang itu dibawa keluar dan ia masih merasa heran. "Mungkin ini yang dimaksud the power of the house," ucap Airlangga.
Advertisement