Liputan6.com, Ponorogo - Kebun milik Maiful Hadi (50) warga Jalan Anjani, Kelurahan Pakunden, Ponorogo sepintas biasa saja, namun saat didekati ada salah satu pohon pisang yang memiliki tandan panjang dengan ribuan buah pisang. Bahkan tinggi tandannya mencapai 170 cm.
“Ini sebenarnya bukan pisang ajaib atau aneh, tapi memang ada jenis pisang ini. Kalau kami menyebutnya pisang Rojosewu,” tutur Maiful saat ditemui liputan6.com di kebunnya, Rabu (18/4/2018).
Maiful menjelaskan pisang jenis Rojosewu ini mulai langka. Ia pun bertekad melestarikan jenis pisang ini dengan cara terus membudidayakannya.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan untuk mendapatkan bibitnya Maiful harus membuat beberapa tim bahkan ada satu orang yang tinggal di dekat hutan Alas Purwo Banyuwangi yang rela mencari ke hutan.
“Saya sempat membuat beberapa tim untuk mencari bibit pisang Rojosewu ini, waktu itu saya habis Rp 2 juta sekitar tahun 2013 lalu,” jelas Maiful.
Bapak dua orang anak ini memang sengaja ingin melestarikan pisang jenis Rojosewu yang dianggap langka. “Supaya bisa dinikmati orang banyak,” tegas Maiful.
Menurutnya, pisang ini termasuk pisang yang bisa dimakan namun karena jumlahnya banyak hingga ribuan dipastikan yang bisa dimakan hanya bagian atas saja. Sedangkan bagian bawah tidak bisa dimakan karena biasanya tidak ada isinya.
“Tapi kalau kondisi tanahnya bagus dan cukup nutrisi, biasanya ada isi pisangnya juga sampai bawah,” terang Maiful.
Jumlah Pisang Sesungguhnya
Maiful menjelaskan setiap hari selalu ada satu sisir yang keluar dari pohon pisang Rojosewu. Dan dipastikan sebenarnya jumlah buah pisangnya lebih dari seribu. Karena satu sisir ada 20 buah dan ada lebih dari 50 sisir.
“Ini tentu jumlahnya banyak ya, lebih dari seribu,” tukas dia.
Alumni IAIN Jogjakarta ini juga sempat memakan buah pisang Rojosewu ini. Meski rasanya sama saja seperti buah pisang pada umumnya namun karena bentuknya yang unik membuat Maiful bangga bisa turut melestarikan tanaman langka ini.
“Bahkan ada pula warga Pacitan, Magelang, Semarang dan Boyolali yang pesan, saya jual Rp 200 ribu per bibit,” kata Maiful.
Advertisement