Liputan6.com, Jakarta - Meskipun kanguru merupakan maskot negara Australia, kanguru bukanlah eksklusif dimiliki oleh negeri aborigin. Di Papua dan pulau-pulau kecil sekitarnya, kalian bisa menemukan hewan berkantung menggemaskan ini.
Di Papua, hewan ini tidak hanya merumput di padang rumput seperti di film dokumenter yang biasa kalian lihat mengenai benua Australia. Mereka tinggal di lebatnya hutan tropis dataran Papua, beberapa dari hewan ini hidup di lantai hutan, sementara yang lainnnya hidup di antara cabang-cabang pohon.
Misool, merupakan salah satu pulau di Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat adalah habitat alami bagi salah satu dari 15 jenis kanguru yang ada di Papua. Masyarakat setempat menyebutnya lau-lau, yang dalam bahasa Latin dinamakan Dorcopsis veterum.
Advertisement
Baca Juga
Kanguru ini memiliki mata yang besar untuk dapat aktif di malam hari, berwarna kelabu kecoklatan dengan tungkai belakang yang besar dan kuat. Tungkai ini berfungsi untuk melompat sebagai cara jalannya.
Tungkai depannya yang relatif kecil untuk menggenggam makanannya. Hewan berkantung ini memiliki ekor yang panjang dan berambut kecuali pada ujung ekor, yang dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan sewaktu berlari dan berfungsi sebagai kaki ketiga saat berdiri.
Survei yang dilakukan oleh tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat dan Fauna & Flora International – Indonesia Programme (FFI-IP) pada bulan Februari 2018, menemukan bahwa hewan ini relatif lebih mudah dijumpai di lantai-lantai hutan dibandingkan mamalia lain. Lau-lau ini merupakan hewan nokturnal, namun juga aktif pada pagi hari sekitar waktu terbitnya fajar hingga jam 10.
Masyarakat Misool yang menggantungkan hidupnya dari hasil hutan, memburu hewan ini sebagai salah satu asupan protein hewani mereka, perburuan dilakukan menggunakan anjing yang sudah dilatih maupun menggunakan busur. Faktanya kebiasaan ini bukanlah barang baru bagi masyarakat setempat.
Studi dari penelitian sebelumnya menemukan gua-gua yang dihuni oleh masyarakat pemburu pra-sejarah. Sedikitnya 80 persen dari sisa-sisa tulang di gua berasal dari kanguru yang berarti merupakan salah satu protein hewani yang utama bagi mereka.
Hasil kajian IUCN menyatakan bahwa meskipun kanguru sering diburu untuk konsumsi, namun kondisi populasinya masih relatif stabil karena hanya untuk konsumsi pribadi. Ancaman serius justru ditemukan di Pulau Yapen, akibat penebangan hutan yang masih berlangsung hingga sekarang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hari-hari Kanguru
Kanguru mencari pakan berupa rumput, tunas-tunas daun dan buah-buahan yang jatuh di lantai hutan ini merupakan hewan endemik yang hanya ditemukan Papua bagian barat, termasuk pulau-pulau di sekitarnya yaitu Misool, Salawati dan Yapen.
Mereka menghuni hutan tropis dataran rendah, termasuk daerah riparian. Bahkan di Misool jenis ini bisa ditemukan di hutan sekunder dekat permukiman masyarakat dan kebun-kebun yang sudah ditinggalkan.
Kanguru di Papua memiliki dua jenis utama, yaitu kanguru pohon dan kanguru tanah. Kanguru tanah Papua memiliki karakteristik morfologi yang sama persis dengan Australia, yaitu tungkai kaki belakang yang sangat besar dan ekor yang panjangnya hampir sepertiga ukuran tubuhnya yang mengecil di bagian ujung ekor.
Sedangkan pada kanguru pohon memiliki ukuran tungkai belakang dan depan yang relatif sama dengan bentuk cakar yang melengkung untuk memanjat di antara cabang-cabang pohon.
Pada 1990 melalui lampiran UU Nomor 5 Tahun 1990, pemerintah Indonesia menetapkan dua jenis utama hewan ini sebagai jenis yang dilindungi.
(Ryan Avriandy - Peneliti Fauna & Flora International Indonesia Programme / FFI-IP )
Advertisement