Masuk Kawasan Santri dengan Pakaian Minim, Pelari Kena Pukul Warga

Seorang pelari perempuan ditegur warga ketika memasuki kawasan santri menggunakan baju ketat dan hot pants alias celana super pendek.

diperbarui 07 Mei 2018, 11:02 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2018, 11:02 WIB
Ilustrasi Olahraga Lari (iStockphoto)
Setelah Menekuni Olahraga Lari Selama Satu Tahun, Banyak Perubahan ke Arah yang Lebih Baik Dirasakan Dewi (Ilustrasi/iStockphoto)

Yogyakarta - Beredar sebuah video yang kemudian menjadi viral di kalangan warganet. Video tersebut memperlihatkan seorang kakek dengan wajah marah tengah menegur perempuan berpakaian lari yang minim. Kesal tegurannya tak ditanggapi, sang kakek pun memukul perempuan muda itu.

Informasi yang diperoleh JawaPos.com, pelari perempuan itu merupakan peserta 5K UNISA Running 2018 dengan tema "Let's Run with Physiotherapy Be Better & Healthy" dalam rangkaian Milad ke-27 Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta pada Selasa, 1 Mei 2018, lalu. 

Ruhiyana, Ketua Milad UNISA Yogyakarta ke-27 yang juga sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika para pelari melewati Dusun Mlangi, Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping. Lokasi yang tak jauh dari kampus.

"Sudah kami klarifikasi. Salah satu peserta memang dipukul, maaf pantatnya. Dari oknum warga karena dianggap memakai pakaian yang tidak pantas, dalam hal ini memakai hot pants," katanya, ditemui di kampusnya, Sabtu, 5 Mei 2018.

Atas insiden yang diterima itu, kemudian rekan dari pelari wanita tersebut merasa tak terima. Dia mendatangi kakek tersebut, tetapi kemudian malah mendapatkan pukulan dari oknum warga lain.

"Yang pelari wanita dipukul pantat, pelari lain yang laki-laki kena tonjok (muka)," tuturnya.

Setelah kejadian itu, pelari itu tidak melanjutkan sampai garis finish. Mereka mengambil jalan lain bertemu dengan pihak panitia. "Malah meminta maaf karena menimbulkan adanya insiden itu," ucapnya.

 

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

 

Berakhir Damai

Ilustrasi Olahraga Lari (iStockphoto)
Lambat Laun Dewi Mulai Menemukan Kenikmatan Melakukan Olahraga Lari (Ilustrasi/iStockphoto)

Ruhyana melanjutkan, setelah itu pihak panitia juga melakukan klarifikasi ke pihak desa, dalam hal ini pengurus padukuhan. Karena acara ini juga telah digelar sesuai prosedur yang ada. Bahkan, juga telah berkoordinasi dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baik itu dalam hal rute lari yang dilewati, maupun juga pakaian yang dikenakan oleh peserta, yaitu sopan dan tetap nyaman bagi masing-masing. "Jumat (4/5) kemarin kami juga telah bertemu dengan tokoh di Mlangi, dalam hal acara lain. Tapi masalah itu juga tak lepas dari pembahasan," ucapnya.

Pihak padukuhan pun menganggap masalah itu sudah selesai. Begitu pula dari korban, yaitu kedua pelari profesional tersebut mengaku tak mempermasalahkannya. "Sudah dianggap selesai," katanya.

Peristiwa itu sempat terekam dalam video yang berdurasi sekitar 49 detik dan viral di berbagai jejaring sosial, seperti Facebook maupun Instagram. Namun, Ruhyana menyangkal bahwa video itu diunggah oleh kalangan sivitas akademika dari pihaknya. Ia juga menegaskan dalam penggalan video sempat ada warga yang membawakan kayu ke peserta, tetapi tak digunakan untuk memukul.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya