Nasib Paus Bungkuk Usai Terkena Baling-Baling Kapal

Bangkai seekor paus bungkuk terdampar di Pantai Duta dan menjadi tontonan warga Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2018, 07:01 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2018, 07:01 WIB
Melihat Lebih Dekat Atraksi Paus Bungkuk di Perairan Samudera Pasifik
Wisatawan berada di atas perahu menonton paus bungkuk melompat dari air di perairan Samudera Pasifik di Los Cabos, Meksiko (14/3). (AFP/Fernando Castillo)

Liputan6.com, Probolinggo - Kepala Seksi (Kasi) Pendayagunaan Sumber Daya Pesisir Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Yunianto mengatakan paus bungkuk atau baleen yang mati di perairan daerah itu diduga karena terkena sayatan baling-baling kapal.

"Namun yang jelas kapal tersebut berukuran besar yang biasa beroperasi di perairan laut dalam," ucapnya di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis, 7 Juni 2018, diwartakan Antara.

Bangkai seekor paus terdampar di Pantai Duta dan menjadi tontonan warga Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, pada Rabu, 6 Juni 2018.

"Setelah kami cek di lapangan, ada luka sayatan pada bagian bawah sisi kanan paus itu. Melihat jenis sayatannya jelas bahwa itu bukan serangan predator," tuturnya.

Ia menjelaskan, paus yang mati karena faktor alamiah seperti tua atau serangan parasit, maka tidak akan ada luka sayatan. Apabila mati diserang predator seperti hiu, maka bekas lukanya akan berbeda.

Menurutnya, kalau serangan predator seperti hiu, maka pasti ada bentuk gigitan dan ada luka cuilan. Sedangkan luka paus bungkuk yang mati itu bentuknya sayatan. "Sehingga dugaan sementara terkena benda tajam, seperti baling-baling kapal," imbuhnya.

Saat dikonfirmasi terkait dengan evakuasi bangkai paus bungkuk, Yunianto menyarankan kepada nelayan setempat untuk menguburnya di tengah laut. Bukan di daratan karena menghemat tenaga dan biaya, serta praktis.

Para nelayan bisa menarik paus itu dengan menggunakan 2-3 perahu, kemudian ditutupi jaring dan dikaitkan dengan jangkar yang dilepas di kedalaman 20 meter. "Nanti bangkai itu akan hilang secara alami karena dimakan ikan-ikan kecil," ujarnya.

 

Sementara, salah seorang warga di pesisir Desa Randutatah, Syamsul Arifin menyetujui saran dari Dinas Perikanan setempat. Sebab, sebelumnya, warga kebingungan untuk mengubur paus bungkuk yang sudah mati tersebut.

Bila bangkai paus ditarik ke darat memang membutuhkan tenaga ekstra. Belum lagi untuk urusan membuat galian yang dilakukan secara konvensional akan cukup sulit. Salah satu cara terbaiknya adalah menggali dengan alat berat.

"Namun, melihat dari lokasi sekitar paus yang terdampar, maka alat berat sulit masuk, sehingga kami setuju dengan saran dinas perikanan," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Paus Terdampar Disangka Perahu Terbalik

Melihat Lebih Dekat Atraksi Paus Bungkuk di Perairan Samudera Pasifik
Atraksi seekor paus bungkuk yang melompat keluar dari air di perairan Samudera Pasifik di Los Cabos, Meksiko (14/3). Pariwisata adalah sumber devisa terbesar ketiga di Meksiko. (AFP/Fernando Castillo)

Bangkai mamalia laut itu pertama kali ditemukan oleh seorang pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Randutatah, Muhammad Rian, pada Selasa sore, 5 Juni 2018. Ketika itu, ia sedang memancing di tepi Pantai Duta, Probolinggo, Jawa Timur.

Namun, awalnya, bangkai paus itu diduga sebagai perahu yang terbalik di tengah laut. "Saya kemudian menyampaikan kepada orang-orang di desa, namun setelah dilihat agak dekat, ternyata ikan paus yang terdampar," kata Rian di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, dilansir Antara.

Salah seorang warga Desa Randutatah, Sutik, mengatakan posisi bangkai paus tersebut awalnya cukup jauh dari bibir Pantai Duta, namun lama-kelamaan bangkai tersebut semakin mendekat ke garis pantai hingga menyebabkan banyak warga yang berkerumun melihat paus tersebut.

Saat awal ditemukan, bangkai paus itu berjarak sekitar 20 kilometer dari bibir pantai. Namun, keesokan harinya, semakin ke tepi sampai berjarak 50 meter. "Dari bibir pantai dan bangkai paus tersebut kini semakin dekat bibir pantai," katanya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, bangkai paus itu memiliki panjang sekitar 10 meter dan jenisnya, yakni paus bungkuk atau paus baleen dan berdasarkan keterangan warga, mamalia laut sejenis itu pernah ditemukan di Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, pada Oktober 2017.

Sementara, Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Probolinggo, Wahid Noor Aziz mengatakan pihaknya sudah melihat bangkai paus itu dari jarak dekat dengan menggunakan perahu dan diperkirakan paus itu sudah mati sejak 4-5 hari yang lalu.

"Untuk ukuran paus bungkuk, paus yang mati itu masih tergolong remaja karena paus bungkuk dewasa memiliki panjang 12-16 meter dengan berat 36 ton," tuturnya.

Ia mengatakan, paus yang mati tersebut memiliki bentuk tubuh yang istimewa dengan sirip dada panjang dan kepala menonjol.

Menurut Rian, mamalia laut itu adalah hewan akrobatik, sehingga sering muncul di permukaan air. "Dan biasanya paus bungkuk jantan mengeluarkan bunyi seperti lagu yang terdengar selama 10 sampai 20 menit dan diulang untuk beberapa jam pada satu waktu," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya