Pasang Umpan untuk Ikan, Warga Sampit Malah Dapat Buaya Sungai Mentaya

Wilayah Sungai Mentaya belakangan rawan serangan buaya. Setidaknya dua warga menjadi korban hingga pertengahan tahun ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2018, 03:03 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2018, 03:03 WIB
Ilustrasi buaya
Ilustrasi buaya (Wikipedia)

Liputan6.com, Sampit - Buaya sungai Mentaya Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sepanjang 1,5 meter memakan umpan yang dipasang pada pancing milik warga setempat.

Pemilik pancing, Yuliadi (36), warga Dusun Belanti, Desa Bengkuang Makmur, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, mengatakan buaya tersebut memakan pancing pada Senin malam, 18 Juni 2018, sekitar pukul 23.00 WIB.

Yuliadi mengungkapkan pancing tersebut dipasangnya di pinggiran Sungai Mentaya di desanya sekitar pukul 20.00 WIB. Kail yang sudah diberi umpan dia tinggalkan di lokasi tersebut.

"Saya memancing, istilahnya membanjur lah. Pancing tidak saya tunggu, hanya saya biarkan begitu saja dan saya langsung pergi," tuturnya di Sampit, Selasa, 19 Juni 2018, dilansir Antara.

Sekitar pukul 23.00 WIB, Iyul, biasa dipanggil, kembali lagi ke tempat dia memancing untuk memeriksa apakah umpan di pancingnya sudah dimakan ikan atau belum. Saat dia mengangkat pancing tersebut, ternyata umpannya sudah habis.

Dia yang membawa lampu senter kemudian menyorotkan senternya ke air di sekeliling pancingnya, dan melihat ada seekor buaya yang berada di dekat lokasi tersebut.

"Saya lalu pulang ke rumah mengambil pancing yang talinya lebih besar sekaligus mengambil umpan yang lebih besar, yaitu ikan gabus yang masih hidup. Kemudian, pancing dengan umpan ikan gabus itu saya lempar dan kemudian langsung disambar oleh buaya tersebut," jelasnya.

Yuliadi harus berjuang keras untuk menangkap buaya Sungai Mentaya tersebut. Dia tidak langsung menariknya ke atas permukaan, karena buaya dengan panjang sekitar 1,5 meter tersebut melawan sengit dan berusaha melepaskan diri dari pancingnya.

"Saya dibantu mertua kemudian memasang tali di pancing untuk mengikat moncong buaya itu. Setelah moncong terikat dan buaya ini kelihatan sudah lelah, baru kami angkat ke permukaan, setelah buaya tertangkap, barulah melaporkannya ke Ditpolair Polda Kalteng," tuturnya.

 

Mayoritas Buaya Muara

Binatang Buas Buaya
Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Sementara itu, Direktur Polisi Perairan Polda Kalteng, Kombes Badarudin mengungkapkan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait penangkapan buaya sekitar pukul 00.30 WIB, Selasa dini hari.

Pihaknya sangat mengapresiasi masyarakat yang cepat melaporkan saat ada peristiwa penangkapan buaya dan tidak membunuhnya.

"Kita sudah sering melakukan sosialisasi dan membuat imbauan juga untuk tidak beraktivitas sore atau pagi-pagi sekali. Yaitu, tidak beraktivitas seperti mencuci di atas jam 17.00 WIB atau sebelum pukul 06.00 WIB, karena aktivitas buaya sangat tinggi sekali di Sungai Mentaya ini," tuturnya.

Setelah menerima buaya yang diserahkan oleh warga, pihaknya kemudian menghungi BKSDA Pos Jaga Sampit untuk diserahkan dan dilepasliarkan. Sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin, petugas BKSDA Pos Sampit langsung menjemput buaya tersebut ke Mako Ditpolair Polda Kalteng.

"Buaya yang diserahkan ini akan kita bawa ke Kantos BKSDA Pos Sampit dulu. Setelah itu akan kita bawa ke BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun untuk dilepasliarkan di wilayah Suaka Margasatwa di Kabupaten Lamandau," jelas Komandan BKSDA Pos Sampit, Muriansyah.

Muriansyah mengatakan, dalam enam tahun terakhir buaya yang diserahkan warga ke BKSDA di wilayah Kotawaringin Timur dan Seruyan berjumlah delapan ekor. Sebagian besar berjenis buaya muara. Buaya yang dievakuasi tersebut, lanjutnya, berjenis kelamin jantan, dengan usia sekitar 3 tahun.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya