Liputan6.com, Denpasar - Bali adalah daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Wisatawan dari dalam dan luar negeri berbondong-bondong ke Bali. Tapi, apakah Bali ramai turis setiap saat?
Kalangan pelaku wisata punya pemetaan musim kunjungan turis di Bali. "Ada bulan ramai ada bulan sepi," kata Dewi Bila, pemilik Bila Bali Art Galery, kepada Liputan6.com, Selasa 19 Juni 2018.
Advertisement
Baca Juga
Dari catatan Dewi, musim sepi turis dimulai dari pertengahan Januari sampai Mei. Di musim ini kunjungan dan belanja turis turun drastis. Untuk ilustrasi, dia menyebut, omzet Rp 140 juta bisa turun jadi Rp 40 juta.Setelah musim sepi, lanjut Dewi, Bali mulai menggeliat Juni-Agustus. Di kurun ini wisata Bali kembali menggeliat. "Selanjutnya sepi lagi dan mulai ramai lagi Desember hingga pertengaham Januari," katanya.
Dewi menerapkan diskon saat musim ramai. Saat musim sepi justru harga normal. "Percuma diskon tinggi kalau lagi sepi," ujarnya.
Pelaku wisata lain, Made Dwi, juga punya pemetaan waktu wisata di Bali yang sama. Hanya dia menambahkan ada selingan keramaian di musim sepi.
"Di bulan Februari dan April kadang lumayan ramai. Kemudian September banyak penyelam ingin lihat Mola-Mola," katanya.
Melihat catatan Pemerintah Provinsi Bali dalam beberapa tahun terakhir, kunjungan turis ke Bali menunjukkan tren pelemahan di awal, kemudian meningkat mulai tengah tahun hingga akhir tahun dan awal tahun.Pada 2017 misalnya, angka kunjungan turis sebagai berikut: Januari (460.824), Februari (453.985), Maret (425.499), April (477.464), Mei (489.376), Juni (504.141), Juli (592.046), Agustus (601.884), September (550.520), Oktober (465.085), November (361.006), Desember (315.909).
Total kunjungan wisatawan ke Bali sepanjang 2017 mencapai 5.697.739. Pada 2017 itu target wisatawan mancanegara secara nasional 15 juta. Wisata Bali memberi kontribusi signifikan.