Kisah Uang Seragam SD yang Bikin Orangtua Siswa di Pekanbaru Pusing Tujuh Keliling

Sejumlah orangtua siswa menyebut uang seragam SD yang dikenakan pihak sekolah ratusan ribu rupiah lebih mahal dibandingkan bila mereka membeli sendiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2018, 03:01 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 03:01 WIB
Tak Sanggup Beli Seragam, Bocah Ini Tetap Semangat Sekolah
Seorang siswi SMP tak mampu beli seragam putih-biru. Dia terpaksa ke sekolah pakai seragam SD dan sandal jepit. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah orangtua siswa Sekolah Dasar di Pekanbaru, Riau, mengeluhkan kewajiban membayar uang seragam yang mahal saat pendaftaran tahun ajaran baru 2018-2019.

"Saya miskin tak punya uang, ke mana harus dicari Rp 1.050.000 untuk bayar uang masuk katanya beli seragam," kata Pina (30), warga Jalan Gabus, Pekanbaru di Pekanbaru, Selasa, 3 Juli 2018, dilansir Antara.

Pina yang tahun ini kembali memasukkan anak keduanya ke sebuah SD di kawasan Jalan Fazar, Labuh Baru Barat, stres karena harus mencari uang pinjaman keperluan pembayaran syarat masuk sekolah anaknya.

Ia mengaku sudah mendaftarkan anaknya yang cukup umur ke SD tersebut pada hari pertama pendaftaran, yakni Senin, 2 Juli 2018. Nama sang anak yang bisa masuk sekolah itu sudah dipastikan.

Namun, bukan kelegaan yang dirasakannya, melainkan pusing tujuh keliling menerima kabar kelulusan anaknya. Itu karena ia sudah mendengar dari sesama orangtua yang juga ikut mendaftarkan sekolah di SD tersebut perihal uang seragam yang harus dilunasi mencapai Rp 1.050.000 per kepala.

"Memang belum ada pengumuman resmi dari sekolah tempat anak saya diterima berapa biaya seragam, tetapi melihat dari tahun lalu sudah mencapai satu jutaan," ucapnya.

Pina juga rada-rada takut mengeluhkan hal ini kepada media karena khawatir anaknya nanti akan ditekan oleh pihak sekolah seandainya ketahuan melapor. "Saya takut protes, padahal tak sanggup, tetapi anak perlu sekolah walau kami miskin," ujarnya dengan suara sendu.

Pina heran. Ia hanya tahu bila biaya masuk SD gratis di Pekanbaru, tetapi faktanya sekolah tetap mengenakan biaya yang disebut sebagai biaya seragam.

"Tetapi kami harus patuhi, nanti anak tak lulus pula, " ujarnya.

Uang untuk lima pasang seragam SD senilai Rp 1.050.000 dinilainya kemahalan dibandingkan bila ia membelinya sendiri di pasar. "Kami mau beli seragam yang murah-murah saja di pasar, karena tak punya uang," tuturnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Berlaku di SD Berbeda

Puluhan siswa SD 249 Astana Anyar mengikuti upacara peringatan KAA ke-63 di halaman Aula RW 05 Lio Genteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.
Puluhan siswa SD 249 Astana Anyar mengikuti upacara peringatan KAA ke-63 di halaman Aula RW 05 Lio Genteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.

Sementara itu, Angel (28), warga Sukajaya, mengaku bahwa anaknya didaftarkan di sebuah SD di kawasan Labuh Batu Barat, tahun ini. Pengumuman kelulusan putrinya sudah keluar dan pendaftaran ulang digelar 6 Juli 2018.

Ia mengatakan dari informasi yang didapatnya melalui para orangtua siswa yang lebih dulu mendaftar bahwa uang masuk sekolah sebagai pembayaran seragam tiap tahun naik.

"Tahun lalu masih sekitar Rp 850 ribu Rp 900 ribu untuk lima stel seragam, kini dengar-dengar sudah Rp 1 juta lebih," katanya bersungut-sungut.

Padahal, kata dia, harga seragam yang dibutuhkan bila dibeli langsung ke pasar paling mahal Rp 600.000 untuk lima stel ditambah sepatu dan tas.

"Yang paling mahal seragam pramuka itu Rp 100.000 per stel, sementara Merah Putih, Melayu, batik hanya Rp 55.000-Rp 60.000 per setel," urainya.

Karena itu, ia berharap pihak sekolah mengizinkan setiap orangtua untuk membeli seragam sekolah untuk anaknya sendiri sesuai kemampuan keuangan masing-masing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya